WARUNG KOPI
Acuh…! Pendukung Marten Taha Kesal
Ia seakan tak peduli dengan dirinya. Terkesan ia acuh dengan kondisi politik di Kota Gorontalo. Ruang dan waktu selalu ia gunakan untuk menyahuti keluhan rakyat. Semua ia dengar. Padahal partai koalisi penting pula dipikirkan untuk kepentingan rakyat. Itu amanat Undang-undang.
Adalah Marten Taha yang membuat sebagian pendukungnya kesal. Disaat orang lain sedang lakukan komunikasi politik, ia terkesan acuh. Ia lebih pentingkan rakyat ketimbang memikirkan kenderaan politiknya untuk maju kembali sebagai calon walikota.
Harapan masyarakat Kota Gorontalo cukup besar, agar lelaki kelahiran Gorontalo, 29 Agustus 1959 ini tampil kembali memimpin Kota Gorontalo. Namun ia lebih memilih selalu bersama masyarakat—turun lapangan, melihat langsung kondisi rakyatnya.
Ketika mendengar teriakan rakyat minta perhatian pemerintah, ia langsung turun melihatnya. Demikian pula tatkala ia berada di luar daerah, ia segera perintahkan dinas terkait untuk mengecek langsung keluhan rakyat tersebut. Tak ada yang ditundanya, hingga pada tatanan realisasi.
Media sosial, seperti facebook dan WhatsApp ternyata ia gunakan sebagai alat komunikasi yang jitu untuk merespon keluhan rakyat. Ia selalu memantau setiap detik perkembangan dan aspirasi masyarakat. Tak heran responnya cepat dan terealisasi.
Harus diakui bahwa Marten Taha bukan manusia sempurna. Banyak pula kekurangan-kekurangan yang melekat pada dirinya. Masyarakat wajib mengingatkan dan mengkritisinya. Tetapi kritikan itu bukan dilandasi oleh rasa kebencian dan kepentingan politik kelompok tertentu.
Marten Taha bukan Tuhan yang hanya cukup mengucapkan “Sim Salabim”—selesai. Marten Taha bukan seperti cerita legenda atau sasakala Sangkuriang yang dibantu oleh para Guriang (mahluk halus) membuat perahu dan telaga (danau) yang hanya dikerjakan semalam dengan membendung Sungai Citarum.
Setiap mendengar keluhan rakyat atau program yang dikerjakan, ia harus mengikuti prosedur, terutama dari segi kelengkapan administrasi, sebagai bentuk pertanggung jawaban keuangan daerah. Namun seringkali ada pula yang tidak memahami dan tidak mengerti. Semua diminta serba cepat.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo ini tak lepas dari berbagai sorotan, salah satunya tentang revisi Perda Miras. Marten memiliki alasan tertentu dan telah dijelaskan berulang di berbagai media maupun secara langsung di setiap pertemuan.
Kadang pula ada yang menutup mata atas deretan prestasi diraih Pemerintah Kota Gorontalo. Misalnya, Adipura, WTP, Satya Lencana Bakti Karya Praja Nugraha, Penghargaan Koperasi, dan masih banyak hal yang dilakukan Marten Taha untuk kepentingan rakyat. Hanya orang-orang syirik yang tidak mengakui deretan prestasi tersebut.
Ungkapan yang menarik dari Marten Taha, “Dengan melayani rakyat, maka arti dari sebuah kepemimpinan akan lebih berarti. Menjadi seorang pemimpin harus selalu siap untuk melayani rakyat, sebab kepemimpinan hanyalah titipan dan amanah dari rakyat.” ***
You must be logged in to post a comment Login