Gorontalo
Subahanallah…, Walikota Dorong Pengemudi Bentor Yang Hendak Ke Masjid
MCB.Com (Kota Gorontalo) – Belajar gaya kepemimpinan yang digagas Ki Hajar Dewantara, “Pemimpin itu harus menjadi teladan bila berada di depan, harus menjadi penggerak dan juga menjadi pendorong bagi orang-orang yang dipimpinnya”. Tanri Abeng mengistilahkan, leading, inspiring, dan motivating.
“Nah, itulah yang tampak dari sikap Marten Taha. Kadang orang hanya mampu mengurai kata-kata manis, tetapi sulit untuk mengimplementasikan apa yang diucapkannya,” ungkap Yusran Podungge kepada MCB.Com.
Bayangkan saja, ketika Marten berjalan menyusuri jalan yang sunyi dengan mobil dinasnya, tiba-tiba ia melihat seseorang yang sedang mengenderai bentor hendak ke Masjid, namun bentornya mati alias tidak hidup. Eh, seketika Marten meminta sopirnya berhenti.
Walikota Marten Taha sedang mendorong bentor yang macet di jalan.
Tanpa berpikir panjang ia langsung turun dan mendorong bentor yang macet tersebut. “Wadduh…, ini pemimpin yang patut dicontoh. Ia tidak ‘Jaim’ alias ‘Jaga Imej’. Saya terharu membaca postingan Jaringan Marten Taha di Facebook tersebut,” urai Yusran salut.
Yusran mengaku, sulit mendapat pemimpin seperti itu. Bagi Yusran banyak ditemui pemimpin yang ‘Jaim’—menjaga jabatan dan kedudukannya. Sementara Marten sendiri terkesan tak berpikir jabatannya.
Senyumnya yang cukup menawan pun membuat masyarakat terpesona. Marten seakan tak ada batas dengan masyarakat. Sikapnya yang alakadarnya mengundang simpati rakyat. “Saya berharap, selama prilaku Pak Walikota itu adalah murni dari lubuk hati yang paling dalam, pertahankan…! Biarkan orang ngomong apa saja, yang penting kita tulus dan ikhlas menjalankannya,” ujar Aan panggilan akrab Yusran.
Sama halnya PNS di Kota Gorontalo. Selama kepemimpinan Marten Taha, PNS merasa nyaman dan tidak tertekan sedikitpun. Hal ini terungkap ketika MCB.Com bertemu dengan sejumlah PNS di Kota Gorontalo.
Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Kota Gorontalo Hasyim Gani misalanya, ia mengaku Marten Taha memimpin Kota Gorontalo dengan hati. “Kami PNS tidak pernah diinterfensi, tapi kami penuh kesadaran melakukan tugas dengan baik dan benar. Kami merasa nyaman skali,” ungkapnya.* (01/02)
You must be logged in to post a comment Login