Gorontalo

Darmiyanti Yahya : Pentingnya Suplemen Gizi Bagi Ibu dan Anak

Posted on

MCB.Com (Gorontalo) – Masalah kesehatan dan gizi di Indonesia pada periode 1000 hari pertama kehidupan,  menjadi fokus perhatian. Kesehatan dan gizi  tidak hanya berdampak pada angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak, melainkan juga memberikan konsekuensi kualitas hidup individu yang bersifat permanen sampai berusia dewasa. Demikian sambutan Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Darmiyanti Yahya.

Darmiyanti menjelaskan, salah satu sasaran pokok dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RP-JMN ) 2015-2019 adalah meningkatkan  derajat kesehatan ibu dan anak, yaitu ditandai dengan membaiknya status gizi ibu dan anak. Dikatakan, angka kesakitan, serta kematian ibu dan anak, memerlukan peran serta masyarakat dalam mewujudkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat ( UKBM) di bidang ibu dan anak.

Menurut Darmiyanti, upaya pencegahan tersebut direkomendasikan oleh WHO pada World Health Assembly ( WHA) ke-65, yang menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu dan anak dengan komitmen mengurangi separuh   50 persen yaitu prevalensi anemia pada wanita usia subur pada tahun 2025.

Sosialisasi suplementasi gizi pada lintas sektor tingkat Provinsi Gorontalo–Dinas Kesehatan

Masalah lainnya kata Darmiyanti, kekurangan vitamin A (KVA) akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang berdampak pada meningkatnya resiko kesakitan dan kematian pada balita. Kekurangan vitamin A, berakibat pula kecacingan pada anak dan akan menimbulkan manultrisi yang bersifat kronis.  Akibatnya, resiko kesakitan dan kematian  pada balita.

Dijelaskan, untuk mencegah permasalahan tersebut, pemerintah pemeberian tablet tambah darah melalui program  Tablet Tambah Darah (TTD) bagi  ibu hamil sebanyak 90 tablet selama hamil.  Pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dan pemberian makanan tambahan bagi balita kurus, serta pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah berupa biskuit, merupakan perawatan gizi buruk di TFC ( mineral mix dan entra mix ), dan pemberian tablet tambah darah remaja putri umur 12-18 tahun tiap minggu 1 ( satu ) tablet.

Disamping itu kata Darmiyanti, guna penguatan kebijakan tersebut, telah diterapkannya ilmu gizi berbasis makanan khas daerah Gorontalo di tingkat  SD/MI, SMP/MTS, DAN SMA/MA. Hal ini perlu diseriusi oleh semua pihak melalui  lintas program untuk sama-sama memerangi masalah kesehatan dan gizi.

“Saya berharap kepada semua pihak untuk ikut terlibat dalam mencegah masalah kesehatan dan gizi agar generasi kita adalah generasi yang sehat, kuat dan cerdas,” tandasnya. (MCB.01/Ferd)

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Cancel reply

Most Popular

Exit mobile version