Gorontalo
Golkar Bakal Tidak Bisa Mengusung, Aroma Mengganjal MT Semakin Tercium
MCB.Com (Kota Gorontalo) – Issu mengganjal Marten Taha (MT) untuk maju kembali sebagai calon walikota semakin tercium aromanya. Delapan partai politik yang memiliki kursi di DPRD Kota Gorontalo terdengar mulai merapatkan barisan dan melakukan lobi-lobi untuk berkoalisi. Partai Golkar sendiri diprediksi bakal tidak bisa mengusung MT.
Konon, PAN dan Demokrat akan berkoalisi mengusung pasangan calon tersendiri. Demikian pula dengan PPP, Gerindra, dan PBB. Sedangkan Hanura dan PDI-Perjuangan tersiar kabar akan digunakan oleh Adhan Dambea. Ini berarti, Golkar bakal lari sendiri dan tidak memenuhi syarat mengusung pasangan calon.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pilkada, pasal 40 ayat (1) menyebutkan, “Partai Politik atau gabungan Partai Politik dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20 persen dari jumlah perolehan kursi DPRD atau 25 persen dari akumulasi perolehan suara yang sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan”.
Nah, jika melihat merolehan kursi Partai Golkar di Dewan Kota Gorontalo yang memiliki empat kursi, berarti hanya 16 persen perolehan suara—tidak memenuhi syarat mengusung pasangan calon. Dan ini sangat berbahaya bagi MT. Akibatnya, MT dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, harus masuk melalui calon independen atau terpaksa gagal mencalonkan?
Kini beberapa bakal calon walikota maupun bakal calon wakil walikota semakin intens melakukan pertemuan. Walau belum pasti kenderaan partai politik yang akan digunakan, namun secara diam-diam komunikasi para bakal calon dengan partai-partai sudang mulai dibangun. Misalnya, Rum Pagau, Adhan Dambea, Budi Doku, Rama Datau, dan beberapa bakal calon lainnya.
Ridwan Monoarfa (kiri), Budi Doku, Rama Datau, Hamim Pou (kanan).
Informasi yang dihimpun MCB.Com menyebutkan, Wakil Walikota Budi Doku aktif berkomunikasi dengan semua bakal calon. Selain ia sering melakukan pertemuan dengan Adhan Dambea, mantan anggota DPR-RI ini sering pula membangun komunikasi dengan Rum Pagau.
Hamid Toliu—Ketua DPD Garda Pemuda Partai Nasdem Pohuwato membocorkan pertemuan antara Budi Doku dan Rama Datau. Keduanya bertemu di kediaman Rahmat Gobel di Jakarta beberapa waktu lalu yang juga dihadiri Fadel Muhammad dan beberapa politisi lainnya.
Rama Datau kata Hamid, serius bertarung di pilkada Kota Gorontalo mendatang. Komunikasinya dengan beberapa partai telah ia lakukan. Hanya saja jika Rum Pagau akan berpasangan dengan Budi Doku, ia ikhlas mundur dan memilih bertarung pada pemilihan legislatif 2019. “Pasangan Rum Pagau-Budi Doku bakal didukung Fadel Muhammad,” tambah Hamid.
Sementara asumsi dari berbagai kalangan menyebutkan, komunikasi Marten Taha dengan partai lain terputus—belum satupun yang deal dan menyatakan siap berkoalisi dengan Golkar. Bahkan Ketua DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo tersebut terkesan lebih sibuk melayani rakyatnya ketimbang memikirkan koalisi partai.
“Wadduh…, ini bahaya..! Pak Marten bakal ditinggal partai politik lainnya jika tidak segera membangun komunikasi dengan para petinggi partai. Menurut saya, perkuat komunikasi dengan DPP (Dewan Pimpinan Pusat), sebab pemilik mutlak partai adalah DPP—bukan yang di daerah,” ujar Rasyid sewaktu berbincang-bincang di salah satu rumah kopi di Kota Gorontalo.
Kata Rasyid, banyak contoh dan pengalaman yang telah terjadi bila hanya mengandalkan komunikasi dengan pimpinan partai di daerah. DPP bisa merubahnya—tergantung kekuatan komunikasi dengan yang memberikan rekomendasi.
Walikota Marten Taha lebih banyak urus rakyat.
Memang kinerja MT dalam menata pemerintahan di Kota Gorontalo dinilai baik. Banyak prestasi yang telah diukirnya. Buktinya antara lain: penghargaan Adipura, Satya Lencana Nugraha Praja, dan WTP. Itu bukti prestasi MT yang tidak bisa dibantah dengan dalih apapun.
Sangat disayangkan, jika MT tidak bisa bertarung kembali pada pemilihan walikota kali kedua (mendatang). Sejumlah prestasi itu menjadi terukir indah dalam catatan sejarah pemerintahan di Kota Gorontalo.
Sedangkan upaya dan gerakan yang dilakukan oleh Sahabat Marten Taha (SMT) maupun pendukung MT lainnya untuk menaikkan tingkat elektabilitasnya, hanya menjadi sia-sia belaka.
“Makanya saya minta Pak Marten atau Partai Golkar jangan lupa perkuat komunikasi dengan partai lainnya. Atau sekarang saja Pak Marten memilih kumpul KTP. Itu lebih aman. Rakyat pasti akan siap membantu. Pengurus Partai Golkar jangan tersinggung! Ini demi menyelamatkan Pak Marten yang sekarang ini sangat dicintai oleh sebagian besar masyarakat Kota Gorontalo,” tandas Rasyid.* (01/02)
You must be logged in to post a comment Login