Gorontalo

Ketua TP-PKK Dianugrahi Sebagai Bunda Baca Kabupaten Gorontalo

Posted on

MCB.Com (Gorontalo) – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK ) Kabupaten Gorontalo Fory Naway, dianugrahi sebagai Bunda Baca Kabupaten Gorontalo.

Penganugrahan ini ditandai pemasangan salempang bertuliskan Bunda Baca oleh Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo di sela-sela kegiatan lomba membaca dan menulis Tingkat SD-SMP se- Kabupaten Gorontalo di pelataran kantor perpustakaan dan kearsipan Kabupaten Gorontalo, Selasa (03/4).

Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Gorontalo Yahya Podungge menjelaskan, pengandugrahan ini merupakan apresiasi perpustakaan nasional RI kepda Fory Naway, karena dedikasi dan kiprahnya dalam memajukan serta menumbuh kembangkan minat baca masyarakat.

Program yang dijalankan pun sudah dimulai dari tahun 2017. Ketua PKK sudah jalan dengan program literasi kepada masyarakat Kabupaten Gorontalo, baik tingkat anak-anak sekolah hingga masyarakat dewasa, sampai ke pelosok desa dan kecamatan. Bahkan Desa Deanea, Kecamatan Limboto Barat dijadikan desa binaan PKK Kabupaten  Gorontalo sebagai tempat pelaksanaan Literasi.

Yahya Podungge menambahkan, di pusat limboto setiap hari Minggu usai melaksanakan Car Free Day berlokasi di pelataran menara dilaksanakan  kegiatan menumbuh minta baca lewat taman baca kerjasama dengan Perpustakaan.

“Kami mengajak para generasi muda dan tua untuk membaca selama berjam-jam. Dengan demikian penganugrahan Ketua PKK sebagai Bunda Baca Kabupaten Gorontalo sudah tepat dan dijadikan rool model serta panutan bagi seluruh masyarakat pentingnya budaya membaca,” tambahnya.

Ditempat yang sama Bunda Baca Kabupaten Gorontalo Fory Naway menyampaikan, sebenarnya bukan anugrah atau menjadi Bunda Baca ini tujuan akhir, tetapi bagaimana cara untuk memicu semangat dan menumbuhkembangkan minta baca kepada masyarakat. Gerakan ini  harus dimulai  dari lingkungan keluarga, yakni kedua orang tua.

”Berangkat dari rumah anak membaca, di sekolah tinggal mengasah kembali, sehingga kedua komponen tersebut harus terpadu, tidak boleh sendiri-sendiri. kalau benar-benar ada niat mengembangkan minat baca kepada anak-anak, khsusunya dimulai dari tingkat PAUD dan SD, maka harus ada kerjasama antara orang tua dan guru,” terangnya.

Sebenarnya kata Fory, program tersebut telah berjalan sejah tahun 2017, namun pengukuhannya sebagai Bunda Baca baru dilaksanakan tahun 2018.

“Kami menjalankan program Car Free Day digabung dengan taman bacaan yang ada di Menara. Alhamndulillah program ini sukses atas kerjasama dengan Gramedia yang banyak diminati, bukan saja anak-anak PAUD tapi juga anak -anak SD,SMP SMA. Bahkan mahasiswa juga ada disitu,” terangnya.

Menurt Fory, alasannya membuat taman bacaan di Menara sangat banyak manfaatnya. Selain rekreasi, juga menghasilkan anak-anak yang tadinya tidak mau membaca, menjadi ingin membaca. “Ternyata, mereka masuk 10 besar berprestasi di sekolah-sekolah, dan itu sudah kami temukan,” ungkapnya.

Wanita yang berlatar belakang pengajar ini menambahkan, program minat baca juga kaitannya dengan harapan Ibu Negara, dimana PKK, Bunda Baca, maupun gabungan organisasi wanita diharapkan kerjasama dengan perpustakaan, Dinas Pemdes, para kades dan kecamatan untuk membuka rumah baca berbasis desa.

”Rumah baca ini memang sudah ada, tapi kita akan lebih tingkatkan pengelolaannya lebih maksimal. Insya Allah mulai tahun ini rumah baca akan di-lauuncing di setiap desa perwakilan kecamatan dengan memulai wilayah terdekat dulu sampai ke pelosok Asparaga, Mootilango, Tolangohula,” tandasnya. (01/Olu/Humas)

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Cancel reply

Most Popular

Exit mobile version