Opini
Mengenang Thayeb Mohammad Gobel Dan PPP
Oleh: Adhar Helingo, S.TP
TAHUN 1977 adalah awal pengetahuan saya tentang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif. Kala itu partai peserta pemilu hanya tiga partai, yakni: Partai Persatuan Pembangunan (PPP)—lambangnya Ka’bah, Golongan Karya (Golkar)—lambangnya Pohon Beringin, dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI)—lambangnya Kepala Banteng.
Pemilu tahun 1977, usia saya berkisar 10 tahun. Saya adalah pengagum PPP. Maklum, hampir seluruh keluarga saya memang simpatisan PPP. Kekaguman keluarga kami ke-PPP bukan karena ada sosok atau tokoh pemimpin PPP yang dikenal, tapi kami percaya PPP adalah partainya umat Islam. Apalagi lambangnya Ka’bah.
Saya mengingat kembali salah satu tokoh PPP yang paling terkenal saat itu—orang Gorontalo. Kami (pengagum PPP) menyebutnya Ebu—panggilan akrab Thayeb Mohammad Gobel. Dari anak kecil hingga orang tua tetap memanggilnya Ebu. Tidak ada yang memanggilnya “Om Ebu” atau “Kak Ebu”.
Ketika mendengar nama Ebu datang berkampanye di Gorontalo, kami sekeluarga bersama simpatisan PPP lainnya datang menyaksikan Ebu. Walau tidak ada kenderaan yang disipakan oleh peserta pemilu seperti sekarang ini, tetap banyak yang datang. Semua atas dasar sukarela—tidak ada yang dipaksa.
Saya membaca di salah satu website yang dilansir PROFILBOS.COM, ternyata tahun 1966 Thayeb Mohammad Gobel masuk panggung politik dan menjadi salah satu unsur Pengurus Dewan Pimpinan Pusat PPP. Ia pengagum Haji Samanhudi, HOS Tjokroaminoto, dan Agus Salim dari Partai Serikat Islam Indonesia (PSII).
Kekaguman masyarakat Gorontalo—terutama simpatisan PPP kepada Ebu waktu itu, disebabkan, ia salah satu pengusaha nasional yang sukses dikenal oleh sebagian besar masyarakat Gorontalo. Tak heran PPP tahun 1977 di Kotamadya Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo memperoleh suara yang cukup besar.
Data yang dikutip dari tulisannya Verrianto Madjowa menyebutkan, perolehan suara keseluruhan di Kotamadya Gorontalo tahun 1977 sebesar 42.259 suara. Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) 2.641 dengan jumlah kursi Anggota DPRD sebanyak 16 orang. PPP memperoleh 21.810 suara—mendapat jatah 8 kursi. Golkar memperoleh 18.856 suara—mendapat jatah 7 kursi. PDI 1.593 suara—mendapat jatah 1 kursi.
Sedangkan perolehan keseluruhan suara di Kabupaten Gorontalo sebesar 209.223 suara. BPP 6.538 dengan jumlah kursi Anggota DPRD sebanyak 32 orang. PPP memperoleh 80.918 suara—mendapat jatah 12 kursi. Golkar memperoleh 106.918 suara—mendapat jatah 17 kursi. PDI memperoleh 21.438 suara—memperoleh jatah 3 kursi.
Kemenangan PPP di Kotamadya Gorontalo dan perolehan kursi yang signifikan di Kabupaten Gorontalo, tidak lepas dari pengaruh pengusaha nasional Thayeb Mohammad Gobel. Di masa hidupnya, ia tetap menjunjung tinggi idealisme.
Itulah sekelumit kisah yang saya ketahui tentang Thayeb Mohammad Gobel dan PPP. Bila ada yang kurang, mohon dilengkapi, dan jika ada yang salah tolong diluruskan atau diperbaiki. Tulisan ini tidak bermaksud apa-apa, tetapi saya salah satu pengagumnya yang hanya mencoba menulis sesuai dengan pengetahuan saya.
Marilah kita sama-sama mengirimkan Surat Al-Fatihah kepada Almarhum Thayeb Mohammad Gobel. Semoga seluruh amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT, dan semua dosa-dosanya diampuniNya. Amin ya Rabbal’alamin.***
You must be logged in to post a comment Login