Opini
Murka Lembah Bulango Ulu
Oleh: Amran Mustapa
Pemerhati Lingkungan
LUAS lahan jagung Bulango Ulu kurang lebih 20.000.000.- meter persegi atau 2.000 hektare. Luas lahan pemukiman, Sarana Prasarana (Sarpras) umum dan lahan kering lainnya kurang lebih 1.000 hektare atau 10.000.000.- meter persegi. Jika dihitung total lahan terbuka Bulango Ulu 30.000.000.- meter persegi atau 3.000.- hektare.
Apabila hujan 1 jam dan setiap 1 meter persegi lahan menampung air huja sebanyak 10 liter, maka total air yang ditangkap 30.000.000.- liter air—setara dengan 300.000.- meter kubik atau 60.000.- Mobil Tangki.
Apabila 3 jam hujan seperti hari Jumat (3/5), bisa dibayangkan begitu dahsyatnya air sebanyak 180.000.- Mobil Tangki atau 600.000.000.- liter air ditumpahkan sekaligus. Hitunglah, berapa lumpur, pasir, tanah subur, yang tergerus dari lahan terbuka di Bulango Ulu.
Bisa dihitung 1 meter kubik atau 1.000.- liter air mnggerus 1 kg lumpur tanah subur, maka 600.000.- kg atau 600 ton atau 120 truk lumpur tanah subur Bulango Ulu yang terbawa banjir sampai ke laut. Kalau tiap hujan kondisinya seperti ini, lapisan tanah subur terus tergerus.
Bukan hal yang mustahil lembah Bulango Ulu yang subur akan berubah menjadi tanah tandus, dan yang muncul kepermukaan tanah hanyalah bebatuan-bebatuan besar. Tentu ini tidak baik untuk bercocok tanam lagi.
Kerugian materil akibat yang diderita rakyat Bulango Ulu, Bulango Ulu Utara, dan Kota Gorontalo tentu sangatlah banyak. Kembali ke kebijaksanaan para petani di Bulango Ulu dalam mengolah lahan-lahannya.
Petani tidak salah, program swasembada pangan (jagung) juga tidak salah. Kita kurang bijak mengolah lahan, kita kurang paham dampak lingkungan akibat salah mengolah lahan. Tidak ada yang salah. Ambil hikmahnya. Ini momentum, ini pelajaran bagi kita semua. Mumpung alam belum bosan melihat kita. Seluruh kita, mari belajar bersahabat dengan alam.***
You must be logged in to post a comment Login