Gorontalo
Perkembangan Bisnis Kota Gorontalo
Oleh : Erwinsyah Ismail S.Ikom
(Business Planner & Consultan)
Kota Gorontalo adalah ibukota provinsi, dimana kota ini merupakan jantung dari segala sektor aktivitas warga Provinsi Gorontalo, tidak terkecuali bisnis yang berkembang pesat.
Sejak di tetapkan menjadi ibukota provinsi pada tanggal 16 Februari, kegiatan bisnis di kota ini terbilang cukup baik, maju dan berkembang. Investor silih berganti masuk untuk mencoba peruntungan bisnis mereka di kota ini, Bank BUMN maupun swasta perlahan mengambil bagian dari sektor keuangan, Bank Indonesia pun tak mau ketinggalan membangun cabang di kota ini.
Kemudian mari kita tengok investasi menengah keatas yang juga menghiasi wajah kota, hotel berbintang, restaurant, pusat perbelanjaan, sarana fasilitas publik, sarana pendidikan, kampus swasta, dan rumah sakit swasta.
Jika ditarik benang merah alur investasi yang hadir menurut analisa jelas perkembangan bisnis di Kota Gorontalo mulai berkembang di tahun 2012 akhir atau awal 2013, peran pemerintah kota harus di apresiasi karena memang mampu memfasilitasi kebijakan untuk para pelaku usaha, baik itu UKM maupun investasi menengah keatas.
Namun, tidak semua bisnis berjalan lancar. Mengingat sifat pasti semua manusia adalah senang akan hal baru sangat mempengaruhi pergejolakan bisnis di kota ini, melihat dari sisi jumlah penduduk yang tidak begitu banyak, uang yang berputar di kota ini masih bisa di bilang hanya dari 3 sumber yaitu ASN, Pegawai (swasta/non swasta), dan terakhir dari abdi negara (TNI/Polri)
Berbeda jika kita melihat kota seperti yang ditunjang aspek pariwisata contoh Kabupaten Badung, Bali. Sumber pendapatan asli daerah terbesar berasal dari sektor pajak, uang wisatawan sangat besar disana.
Sektor bisnis di Kota Gorontalo khususnya UKM masih cukup terbilang musiman dan coba coba dan belum 100 persen mempunyai target market yang tetap, bisa kita lihat dari begitu banyak warung kopi yang buka dengan fasilitas dan segment yang beragam pula.
Bisnis sandang, deretan penjual kaos distro maupun kain dan segala kebutuhan pakaian lainnya hanya ramai jika musim lebaran tiba, sehingga pengusaha putar kepala utk mengantisipasi hal hal yang pasti timbul ketika musim berganti. Kecuali usaha rumah makan yang di dominasi masakan khas jawa dan makassar, mereka tetap eksis karena memang bisnis pangan itu abadi.
Perkembangan media online, situs jual beli memang ada plus dan minusnya, tidak hanya di Gorontalo pusat perbelanjaan terbesar tanah air yaitu pasar mangga dua pun tak luput dari imbas media online.
Seharusnya ini bisa dimanfaatkan oleh pengusaha lokal di Gorontalo, mengingat sampai hari ini ada gap tersendiri antara pengusaha UKM dan menengah keatas. Dimana mereka yang berani berinvestasi besar masih bisa eksis untuk menjalankan roda bisnis walaupun kita tidak pernah tau laporan keuangan mereka.
Semoga kedepan kita mengharapkan peran pemerintah untuk membantu pengusaha UKM, pengusaha lokal agar mendapatkan fasilitas baik itu aspek pemodalan maupun tata cara kelola bisnis yang baik, melalui organisasi yang berkecimpung di dunia usaha dan bisnis. Karena menurut penulis, suatu kota yang maju berkembang adalah kota yang aktivitas bisnis nya berjalan lancar berbanding sejajar dengan pemerintahan yang baik.**
You must be logged in to post a comment Login