MediaCerdasBangsa.Com (Sulbar – Pasangkayu) DUA orang pelaku pembunuhan haji bana’ ketua yayasan pondok pesantren al-bana’ asing dikecamatan baras, kabupaten mamuju utara (Matra) provinsi sulawesi barat (sulbar) yang masih berstatus pelajar dan juga sebagai anak pesantren dimata keluarga dan kerabatnya mempunyai perilaku yang cukup baik sebagaimana anak seumurannya.
Kasus pembunuhan yang terjadi awal mei lalu di pondok pesantren al-bana’ asing melibatkan dua anak santri yang tergolong masih belia di umur yang baru mencapai 12 tahun namun sudah terlibat kasus pencurian yang di sertai dengan kekerasan sehingga membuat haji bana’ pimpinan yayasan meninggal dunia, hal tersebut membuat keluarga korban dan juga para warga santri lainnya sontak kaget karena kedua pelaku yakni WR dua belas tahun dan PR tiga belas tahun di ketahui adalah anak pesantren al-bana’ asing yang duduk dibangku kelas 7 dan 8.
Tak hanya keluarga korban yang kaget, orang tua pelakupun sontak kaget dengan kasus yang menimpa anaknya yang masih belia itu namun sudah tersandung kasus pencurian yang disertai dengan kekerasan hingga menghilangkan nyawa orang lain, selain itu WR yang baru berumur dua belas tahun di mata tetangga dan teman pelaku mengaku kaget dengan kejadian tersebut, karena WR di ketahui anak yang baik dan rajin melaksanakan sholat dan juga cukup baik dalam bergaul bersama dengan teman – teman sebayanya.
Selain itu WR dan PR juga adalah warga pondok pesantren al-bana’ asing yang tinggal dipondok sehingga teman kelas kedua pelaku sangat menyangkan kejadian tersebut, hal ini juga sangat disayangkan oleh keluarga korban sehingga keluarga korban meminta pihak kepolisian polres mamuju utara untuk mengusut tuntas motif dari kasus pembunuhan tersebut.
Abd. Hadi orang tua WR saat di temui di kediamannya mengatakan, WR sama dengan anak lainnya bergaul dan bermain dengan anak sebayanya, sesudah kejadian WR juga bersikap biasa sehingga tidak ada kecurigaan karena tidak ada perubahan yang menonjol, kelakuannya sama seperti biasa habis main pergi sholat setelah itu pulang tidur. Hadi menambahkan WR di hadapan penyidik mengaku hanya di ajak oleh PR tegas hadi
Ina. tetangga WR mengaku kaget saat mendengar kabar tersebut, sebab menurut Ina. WR pergaulannya baik tidak pernah terlibat perkelahian apalagi mau selisih pamaham dengan teman sebayanya maka dengan kejadian ini keluarga kaget karena tidak ada kelakuan yang menonjol setelah kejadian tersebut, setelah polisi melakukan penangkapan baru keluarga dan “kami tetangga WR tahu kalau WR terlibat dengan kasus pembunuhan ketua yayasan.
Sementara terkait dengan kejadian yang menimpa ketua yayasan al-bana asing, pihak pondok pesantren masih bungkam dan enggan memberikan komentar terkait peristiwa yang terjadi didalam areal pondok pesantren al-bana’ asing tersebut. (joni)
