Oleh : Ardy Wiranata Arsyad
Tulisan ini mencoba sedikit merepresentasikan sikap dan rasa sakit hati yang melanda kaum muda akhir-akhir ini. Beredarnya kabar seorang artis yang terkenal dengan lantunan suara merdunya membuat generasi muda Indonesia geram dan Gegana (Gelisah, Galau dan Merana).
Raisa Andriana pelantun lagu “Mantan Terindah” itu sempat meninggalkan luka yang tak berkesudahan kepada generasi muda. Tak heran jika pernikahan Raisa menjadi trending topik di Media Sosial (Instagram, Facebook, Twiter dll).
Siapa yang tidak mengenal Raisa, mungkin hanya orang yang tidak bergelut dengan dunia Intertainmentlah yang tidak tau persis siapa Raisa, hanya dengan suara merdunya mampu “merangsang gairah” untuk memilikinya.
Sebelumnya Raisa pernah menjalin Hubungan dengan Keenan Pearce seorang artis yang berketurunan Wales (inggris). Putus nyambung kisah keduanya menjadi konsumsi generasi muda Indonesia. Kisah cinta antara keduanya sangat mesra dan hingga akhirnya berakhir dengan lantunan “Usai Disini” oleh Raisa.
Dari hubungan keduanya ada sebuah pengalaman dan pembelajaran yang perlu dipetik. Kisah cintanya dengan Keenan Pearce menjadikan Raisa lebih produktif lagi. Ada beberapa judul lagu dikisahkan oleh Raisa melalui suara merdunya yakni “Mantan Terindah, Usai Disini dan Kali kedua” sebagai tanda ia pernah mengalami masa-mas sulit dengan Keenan Pearce.
Persoalan nikah memang tak bisa kita prediksi, memang hanya Tuhanlah yang memiliki hak prerogratif menentukan siapa dan kapan waktu menikah.
Manusia hanya bisa merencanakan tanpa harus bisa menentukan dan melawan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Itulah kira-kira hal fundamental yang perlu disadari oleh Manusia sebagai Mahkluk lemah dihadapan Tuhan.
Raisa membuat generasi muda Indonesia tersakiti, hingga memunculkan beberapa video dan gambar (meme) yang memanifestasikan rasa sakit karena pernikahan Raisa dan Hamish Daud.
Hamish Daud Wyllie adalah aktor, arsitek, pecinta lingkungan dan travelling, yang juga berkebangsaan Australia. Raisa dan Hamisd pun melaksanakan pernikahan yang sangat megah dan juga romantis.
Persoalan yang muncul kemudian ialah, dalam batas nalar tertentu saya menyatakan bahwa ini bukan hanya persoalan jodoh yang menjadi hak Tuhan untuk menentukan. Ada sebuah eksploitasi yang dilakukan oleh orang non pribumi. Bukannya saya memprovokasi ataupun menyampingkan nilai Toleran didalam berbangsa dan bernegara. Namun, sama halnya dengan Sumber Daya Alam kita saat ini, hampir sebahagian besar dikuasai oleh asing (non pribumi).
Banyak kejadian yang bisa dijadikan contoh bahwa orang Indonesia khususnya Wanita yang menjadi aset Indonesia dirampas secara fisik maupun Psikis oleh Non Pribumi. Jauh sebelumnya ada Krisdayanti yang rela memilih dengan Raul Lemos seorang berkebangsaan Timor Leste, Bunga Citra Lestari (BCL) dan Ashraf Sinclair, Jesica Iskandar dan Ludwig Franz, Tamara Blezinski dan Mike Lewis dan sekarang ada Raisa dan Hamisd Daud.
Masih banyak lagi deretan panjang wanita Indonesia yang memilih pria Non Pribumi untuk di nikahi. Laudya Cintia Bela seoarang Aktor terkenal pemain Film *Surga Yang Tak Dirindukan* lebih memilih menikahi Pria asal negeri Jiran Malaysia Engku Emran Zainal Abidin seorang pengusaha sukses di Malaysia. Padahal Laudya Cintia Bela pernah bertunangan dengan ponakan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Keadaan ini membutikan bahwa tidak hanya persoalan pengelolaan sumber daya Alam saja negara ini di Eksploitasi, tapi lebih jauh.
Eksploitasi wanita progresif, produktif dan berkualitas juga dirampas oleh Asing.
Keadaan ini memaksa saya harus melampiaskan rasa sakit hati ini melalui tulisan. Semoga “Isyana Sarasvati” tidak menjadi korban lagi untuk dinikahi keturunan Asing.***
