MCB.Com (Kota Gorontalo) – Pemerintah Kota Gorontalo terus menggenjot pembangunan rumah layak huni. Ditargetkan tahun 2017 akan selesai 1.000 unit. Sampai saat ini yang sudah terbangun sebanyak 970 unit. Sisanya tinggal 30 unit.
Walikota Gorontalo Marten Taha menguraikan, pembangunan rumah layak huni dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hunian dari tidak layak menjadi layak huni. Makanya pemerintah kota melakukan perbaikan kawasan pemukiman kumuh yang sehat dan layak huni.
Alumni S2 UGM Jokyakarta ini mengatakan, model program pembangunan rumah layak huni berbeda-beda. Ada hanya peningkatan kualitas—tidak dibongkar, tapi diberikan anggaran untuk perbaikan. Ada pula pembangunan yang dibongkar dan dibuat baru.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo ini menjelaskan, untuk pembangunan rumah layak huni tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pengeluaran anggaran pemerintah untuk pembangunan rumah layak huni tidak gampang—perlu peninjauan yang harus melalui prosedur. Administrasinya harus lengkap, sehingga mudah prosesnya.
“Pembangunan rumah layak huni tidak seperti memberikan paket sembako. Tidak ada saja KTP, itu tidak bisa. Kemudian harus ada juga kartu keluarga dan surat kepemilikan tanah. Jadi semua sesuai aturan,” jelas Ketua DPD II Golkar Kota Gorontalo ini kepada awak media.
Menurut Marten, tahun depan (2018) akan dibangun kembali rumah layak huni, sekitar 349 unit. Pembangunan tersebut menyebar disemua kecamatan. Lebih banyak yang memperoleh rumah layak huni adalah Kecamatan Kota Timur, Kota Tengah dan Dungingi. Ini yang harus dituntaskan oleh pemerintah kota melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman.
“Masyarakat Kota Gorontalo harus diberikan pelayanan yang baik, termasuk tempat tinggal yang layak. Rumah itu penting untuk keluarga berteduh, beristirahat, dan melakukan aktifitas di dalam rumah. Kalau rumah tidak nyaman, maka kehidupan juga tidak nyaman,” tandasnya.* (01/02-Humas)
