“Ngecap, atau berbicara yang manis-manis, dan dapat juga di artikan berbicara dengan melebih-lebih kan, agaknya merupakan contoh terbaik, bagaimana kuliner lekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mewakili sebuah ungkapan pikiran secara lebih singkat dan padat. Kecap memang selalu nomor satu, tidak ada yang nomor dua, dan tidak ada yang mau di dua kan. Walaupun tadinya pemberian nomor satu ini lebih bersifat teknikal, namun kemudian ia menjadi jargon promosi. Tapi setidaknya memang demikian adanya, kecap nomor satu disuatu daerah, tidak mungkin menjadi nomor satu di daerah lain, sehingga mereka memilih untuk berkonsentrasi di daerah asal masing-masing“
Kuliner adalah jejak sejarah manusia yang hidup dan nyata. Ia merupakan potret perkembangan peradaban manusia sejak dari jaman survival, hingga kemudian menjadi gaya hidup adi luhung. Konon, bangsa yang besar adalah bangsa yang berbudaya tinggi, nah bangsa yang berbudaya tinggi, semestinya juga memiliki budaya kuliner yang adi luhung pula. Sebab budaya kuliner erat kaitannya dengan dasar-dasar ilmu rekayasa alias engineering. Menurut saya, ketika manusia pertama kali menciptakan tombak, bukanlah untuk berperang, namun untuk berburu. Jadi yang muncul adalah kebutuhan makan terlebih dahulu, lantas baru di ikuti dengan kebutuhan lainnya.Seperti itulah singkatnya, bagaimana sebuah peradaban itu dimulai dari kuliner terlebih dahulu.
Salah satu hasil karya kuliner bangsa Indonesia adalah KecapManis. Tidak berlebihan jika saya katakan, kecap manis merupakan karya bangsa Indonesia. Coba di belahan dunia mana anda dapat menemukan kecap ata Usoy Saucedengan rasa manis dan kental berkaramel, kecuali di Indonesia. Rata-rata kecap adalah asin gurih, terbuat dari fermentasi kedelai hitam dengan garam dan beberapa jenis rempah tertentu. Anda bisa menemukannya di Tiongkok, Jepang, Thailand, Vietnam, atau Negara tetangga kita Malaysia. Namun kecap dengan rasa manis yang legit hanya bisa di temukan di Indonesia.
Kecap manis adalah produk silang budaya terbaik bangsa Indonesia. Sama halnya dengan Tempe, kecap manis merupakan produk kuliner yang tercipta di tanah pertiwi, namun dengan dasar-dasar yang di perkenalkan oleh para pendatang dari Tiongkok.
Kedatangan imigran dari negeri Tiongkok yang tercatat sebenarnya sudah dimulai semenja kjaman Kerajaan Singhasari di tahun 1293, dimana Kaisar Kublai Khan mengirimkan pasukan ekspedisinya untuk meminta pengakuan raja Singhasari atas kekaisaran Mongol.Lalu setelah itu, berangsur-angsur misi dagang dan diplomatik dari negeri Tiongkok, menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasinya, termasuk Laksmana Zeng He atau lebih dikenal sebagai Sam Po Kong. Namun demikian, kedatangan besar-besaran imigran dari Tiongkok justru terjadi ketika pendudukan Belanda atas Indonesia yang dimulai dengan pembangunan kota Batavia.
Belanda memerlukan kuli untuk membangun kota, di pekerjakan di tambang-tambang timah dan nikel, maupun kemudian di perkebunan-perkebunan. Interaksi inilah yang kemudian melahirkan kuliner gagrak baru, yang merupaka nperpaduan antara kuliner Tionghoa dengan penduduk setempat, dan salah satunya adalah Kecap Manis.
Kecap manis tercipta oleh selera para Nyonya babah yang nota bene wanita-wanita setempat, sebab ketika itu para buruh imigran berdatangan ke Nusantara tanpa pasangannya, sehingga kemudian menikahi wanita setempat. Masyarakat Jawa cenderung menyukai rasa manis sebagai Seasoning, nah dari sinilah kemudian tercipta ide untuk menambahkan gula Jawa dan rempah-rempah khas Nusantara semisal cengkeh, pala, kayu manis, daun jeruk untuk melengkapi Chinese herbs yang memang sudah menjadi bumbu wajib kecap.
Perpaduan unik ini lantas menciptakan berbagai hidangan khas Nusantara atau Jawa setidaknya, yang menggunakan penyedap dasar kecap manis. Mulai dari nasi goreng, semur, ayam bakar, sate, bistik jawa, selat solo, dan lain sebagainya. Pada akhirnya kecap manis tidak dapat dipisahkan dari budaya kuliner Indonesia. Ia menyebar tidak saja di antara masyaraka tJawa, namun juga di aspora bangsa Jawa di seluruh Indonesia maupun dunia.
Keunikan yang lainnya seputar dunia kecap manis adalah terdapat begitu banyak merek kecap dengan kandungan selera setempat. Masing-masing merek selalu menjadi jagoan di daerahnya, dan selalu saja menjadi ikon bumbu wajib untuk hidangan khas setempat. Dari Kudus di sebelah timur Semarang ada merek THG yang sudah tersohor, kemudian Piring Lombok di Semarang, Meliwis di Buleleng, SH di Tangerang, Orang Jual Sate di Probolinggo, Cap Laron di Tuban. Lalu dari Medan ada merk Angsa, Cap Siong di Bangka, Cab Bulan di Palembang, Sin Nyun Hindari Singkawang, dan masih ada ratusan lagi merek-merek lainnya yang ikut mewarnai budaya kuliner setempat.
Kecap manis, akhirnya menjadi penanda silang budaya yang harmonis Ia adalah duta bangsa melalui kekayaan kuliner, dan menjadi petunjuk, bahwa bangsa-bangsa di Nusantara pada dasarnya adalah bangsa yang ramah, terbuka, dan progresif. (Chef Michael – 001 )
