Regional

Ajudan Bupati Sigi Ancam ”Dor” Wartawan

MediaCerdasBangsa.Com (Sulteng – Sigi) Lagi profesi  wartawan kembali dicederai oleh oknum kepolisian yang bertugas sebagai ajudan pejabat negara. Fadlin, Salah satu wartawan media cetak, Pos Palu (Radar Group) saat melakukan tugas jurnalisnya mendapat ancaman dan perkataan yang tidak menyenangkan “Dor”dari Ajudan Bupati Sigi.

kejadian ini terjadi disaat momentum evaluasi program 100 hari kerja Bupati dan wakil Bupati Sigi Mohamad Irwan-Paulina di kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).Kepada sejumlah rekan kerjanya, Fadlin mengatakan ia yang hendak mengambil gambar kunjungan ruangan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di BAPPEDA oleh Bupati Sigi.Mohamad Irwan diancam akan di ‘Dor’ yang bersangkutan. Menurutnya hal tersebut membuatnya malu sebab di didepan para undangan SKPD.

” Ajudan bupati ancam saya saat ingin mengambil dokumentasi,katanya ‘saya dor nanti kepalamu’. entah itu main- main atau tidak, yang jelas sangat mengganggu perasaan saya sebab dilontarkan ditengah orang banyak,” ucap Fadli mengutip perkataan Ajudan.

Fadlin menjelaskan, pasca sikap arogan itu, ia kemudian melakukan klarifikasi dan berharap bersangkutan meminta maaf atas kejadian tersebut. Namun bukan ucapan permohonan maaf yang disampaikan, yang bersangkutan kembali menunjukan sikap arogannya.

”Saya klarifikasi ke dia, hanya dia bilang untuk saya, kau ini mental kerupuk,” kata Fadlin dengan nada kesal.

Atas masalah tersebut, ia berencana akan melaporkan secara hukum di Mapolres Sigi untuk ditindaklanjuti. ‎”Saya lapor pertama perbuatan tidak menyenangkan, kedua terkait undang-undang pers karena kejadian ini disaat saya sedang melakukan tugas peliputan, ini sama saja melecehkan profesi saya, ” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, aktifis media sekaligus anggota DPRD Sigi Havid Laturadja mengecam tindakan arogan yang diduga dilakukan oleh ajudan bupati. Ia menganggap hal itu merupakan pelecahan profesi kewartawanan karena sedang dalam melakukan peliputan.

”Itu sangat mempermalukan profesi pers, seorang aparat negara harusnya mengayomi bukan seperti ini, saya mengecam dan meminta institusi Polri untuk memberikan sanksi tegas dan harus ditarik dari tugas sebagai ajudan, ” tegas Havid.

Mantan wartawan Metro tv ini mengatakan, sebagai ajudan pejabat negara, seharusnya sikap humanis yang lebih ditonjolkan. Jangan sampai, sikap-sikap seperti ini juga dilakukan kepada masyarakat yang ingin bertemu dengan pemimpinnya. Menurut Havid, aroganisme dapat dilakukan jika dalam kondisi darurat.

“Mungkin bersangkutan tidak mengetahui apa tugas-tugasnya sebagai ajudan. Saya dan teman aktifis media lainnya mendesak yang bersangkutan meminta maaf dan pihak Polri memberikan sanksi agar kejadian serupa tidak terulang,” jelasnya.

Tak hanya Hafid, Yusuf Edison selaku pembina Press Room Kabupaten Sigi juga menyayangkan sikap pengancaman tersebut. Ia meminta agar kekerasan fisikologis maupun fisik  kepada wartawan harus segera dihentikan. (Jhon/Ardi).

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

The Latest News

To Top