MCB.Com (Kota Gorontalo) – Tahun 2018 mendatang adalah pemilihan walikota periode kali kedua bagi Marten Taha, juga periode terakhirnya. Tentunya Partai Golkar sedang mempersiapkan kader berikutnya setelah Marten Taha.
Demikian tulis Mikson Yapanto pada obrolan facebook, menanggapi yang dilansir MCB.Com berjudul, “Siapa yang pantas dampingi Marten Taha di pilwako?”
Munculnya Fedriyanto Konio (FYK) dan Ryan Kono (RK) sebagai kandidat calon wakil walikota adalah hal positif dalam moment politik yang harus dimainkan oleh Partai Golkar, agar bisa mendominasi elektabilitas cawali dan cawawali.
Partai Golkar ingin memberikan ruang kepada kader muda masa depan agar bisa meramaikan sebagai investasi politik atau pemanasan cawawali jika Budi Doku nekat berpisah.
Menurut Mikson, untuk menjaga kemungkinan langkah Budi Doku akan merapat ke Adhan Dambea, Golkar memasang dua ‘pemain cadangan’—Fedriyanto Konio dan Ryan Kono sebagai cawawali.
Bahkan Golkar pun melakukan strategi gas full lewat Sahabat Marten Taha (SMT) untuk menaikkan elektabilitas Marten Taha agar bisa aman—tanpa Budi Doku jika memang keadaan memaksa “Madu” harus pisah.
“Golkar tidak mau kecolongan dan kalah di pilwako. Saya masih yakin Golkar akan memprioritaskan Budi Doku yang juga kader Golkar di urutan pertama. Apalagi elektabilitas Budi Doku masih teratas pada posisi cawawali,” jelas Mikson cukup meyakinkan.
Ryan Kono
Untuk menjaga manuver Budi Doku yang selalu bertemu Adhan Dambea, Golkar menggunakan langkah seribu, menurunkan dan memanaskan Fedriyanto Konio dan Ryan Kono agar bisa mengejar elektabilitas Budi Doku.
“Partai Golkar dianggap dewasa dan ahli dalam ‘menggoreng’ skenario politik. Marten Taha pun adalah kader yang sudah teruji dalam setiap pusaran politik. Ia bukan kader biasa. Golkar betul-betul ingin di pilwako ini bisa aman dan sukses meraih kemenangan,” urai Mikson.* (01/02)
