Bali

HOSPITALITY TALK: INDONESIA TOURISM OUTLOOK 2018

MCB.Com (Bali) – Industri Pariwisata sebagai sector unggulan dalam pembangunan nasional Republik Indonesia butuh penanganan dan pengelolaan yang lebih serius untuk memastikan manfaat dan positive impact-nya dapat dinikmati sebesar-besarnya demi kesejahteraan bangsa dan keberlangsungan pembangunan nasiona lsecara menyeluruh.

Dinamika yang semakin agresif di tengah persaingan bisnis antar unit usaha dan destinasi merupakan tantangan global yang membutuhkan pemikiran-pemikiran strategis para pemerhati, pengambil kebijakan, pelaku usaha serta para cendekiawan di bidang kepariwisataan untuk mampu memberikan solusi terbaik demi kemajuan bersama.

Ikatan alumni STP Nusa Dua Bali (Estepers) dan ikatan Estepers Executive Club (EEC) kembali menghadirkan agenda rutin tahunan yang ke-3 bertajuk Indonesia Tourism Outlook 2018  dengan tema “Leveraging Creativity Through Emotional Revolution in the Tourism Industry”.

Sebuah media yang menjadi salah satu indicator penting di Bali dan Indonesia untuk memaparkan gambaran atau prediksi peta bisnis dan perencanaan tahun mendatang sehingga para peserta seminar mendapatkan suatu guidance dan direction untuk mengarahkan strategi bisnis usahanya pada tujuan yang tepat dan memiliki potensi maksimal.

Untuk itu panitia penyelenggara yang diketuai oleh I Made Ramia Adnyana, SE.,MM.,CHA benar-benar melakukan seleksi ketat dalam pemilihan keynote speakers yang akan dihadirkan, yaitu Prof. Dr. I GdePitana (Deputy Bidang Pemasaran Mancanegara, Kementerian Pariwisata Indonesia), Matt Gebbie (Director Asia Pacific, Howarth HTL), Faisal Basri,SE.,M.A. (Pengamat ekonomi dan politik) dan  Uun Setiwan (Vice President Garuda Indonesia – Asia Region).

Materi yang dipaparkan oleh para keynote speakers merupakan integrated strategy  yang sangat dibutuhkan para pelaku usaha pariwisata. Ramia Adnyana menyampaikan, para pelaku usaha harus menyiapkan strategi yang matang untuk achievable business plan yang akan diterapkan di tahun mendatang.

Business plan ini tidak dapat hanya berupa angka-angka yang menunjukkan peningkatan saja, tetapi harus didukung oleh faktor-faktor strategis misalnya memanfaatkan arah promosi atau potential  market yang akan digarap oleh pemerintah beserta forecast yang ditetapkan, mempertimbangkan situasi ekonomi dan politik Negara kita yang akan berpengaruh pada pertumbuhan bisnis secara makro dan mikro, trend pariwisata terkini serta accessibility yang tersedia untuk global market.

Hal ini akan membantu para pelaku usaha semakin termotivasi dan lebih percaya diri menghadapi persaingan dan tantangan bisnis kedepannya. Terkait tema tahun ini, panitia memfokuskan pada tingkat kreatifitas menjalankan bisnis usaha kepariwisataan dengan melakukan revolusi emosional yang dipercaya akan dapat menciptakan strategi dan hal-hal baru.

Seperti halnya Bali yang identik dengan Pariwisata berbasis Budaya sangat perlu dikelola dengan kreatifitas yang tinggi sehingga budaya luhur yang dimiliki Bali ini senantiasa menjiwai setiap aktifitas usaha sehingga sangat perlu untuk di-diversifikasi, dilestarikan dan dijunjung tinggi sehingga tercipta iklim usaha yang sehat dan dapat mencapai kemajuan bersama.

”Sudah saatnya kita meningkatkan konsep‘think outside of the box’ menjadi‘let’s think to making the box’. Karena jika kita tidak  kreatif menciptakan hal-hal baru maka kita akan terisolir pada paradigma yang stagnant dan akan menghasilkan kekecewaan dan kerugian melihat hasil yang tidak maksimal. Kami mengajak semua pelaku pariwisata untuk bersama-sama menggali potensi yang kita miliki dan mengkreasikannya menjadi produk yang berkualitas disertai strategi pengelolaan yang aggressive, measurableand achievable,” tambah Ramia Adnyana.

Menemukan peluang emas, memaksimalkan manfaat kemajuan teknologi serta mendapatkan informasi terkini terkait industry kepariwisataan merupakan misi dari kegiatan ini sehingga senantiasa diminati oleh pelaku pariwisata di Bali dan sekitarnya.

Sama seperti  tahunsebelumnya, kegiatan kali ini juga menghadirkan pameran produk usaha dan juga lembaga pendidikan terkait industry pariwisata dan perhotelan sehingga para peserta seminar juga dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuannya melalui networking session with all stakeholders within the industry.

Indonesia Tourism Outlook 2018 diselenggarakan di Ayodya Resort Bali dan diikuti oleh lebih dari 230 peserta dari berbagai kalangan di industry kepariwisataan seperti pimpinan dan manajemen perhotelan, travel agencies, atraksi dan obyek wisata, akademisi, pengusaha, pemerintahdan lain-lainnya. Serta menampilkan moderator dari kalangan  praktisi professional seperti Herry Erika Sedana, SE, I Nyoman Astama, SE.,CHA dan I Nyoman Sarya,SE.,MBA

Indonesia Tourism Outlook 2018 merupakan sumbangsih berkelanjutan yang dipersembahkan oleh ikatan alumni STP Nusa Dua Bali, Estepers, dalam upaya untuk berkontribusi secara nyata dan aktif untuk mendukung program pemerintah Republik Indonesia khususnya dalam pembangunan kepariwisataan yang telah ditetapkan sebagai sector industry unggulan di negeri tercinta Indonesia ini.

“Pada agenda Indonesia Tourism Outlook ke-3 ini, kami mengusungtema“Leveraging Creativity Through Emotional Revolution in Tourism Industry,” jelasnya. Tema ini diharapkan dapat menjawab seiring dengan merebaknya tantangan multidimensi yang kita hadapi di industry seperti :oversupply, quality tourism, kemajuan teknologi informasi, persaingan harga serta strategi promosi kepariwisataan.

Untuk itu dihadirkan para pembicara yang memiliki relevansi kuat terhadap permasalahan-permasalahan tersebut sehingga dapat memberikan suatu overview yang tepat dan strategis kepada para peserta seminar dalam  rangka penerapaan program kerja dan  strategibisnis di unitnya masing-masing.

Industri menuntut para pelaku usaha untuk senantiasa mengedepankan kreativitasnya dengan konsep‘art of business’ secara professional dan berkomitmen tinggi sehingga tercipta suatu iklim usaha yang sehat untuk mencapai kemajuan bersama menuju kesejahteraan bangsa Indonesia.

Khususnya di Bali sebagai trademark pariwisata Indonesia, sudah saatnya mulai focus pada realisasi wacana ‘Pariwisata Budaya’ secara nyata dalam menjiwai strategi bisnis. Karena telah menyadari bersama bahwa taksu pariwisata Bali terletak pada keragaman dan keunikan budaya yang miliki selain keindahan alam, peninggalan sejarah, keluhuran tradisi serta potensi lainnya.

Pariwisata Budaya ini menuntut kreatifitas setiap insane pelaku pariwisata di Bali agar senantiasa menghargai, melestarikan dan menjadikannya unique selling point untuk bersaing dengan destinasi lainnya. Dengan room inventory mencapai 130.000 lebih, Bali merupakan penyedia akomodasi terbesar di Indonesia yaitu  sekitar 65 persen dari sekitar dua ratus ribuan total room inventory secaranasional.

Target kunjungan wisatawan asing sebesar 8 juta untuk  Bali dan 20 juta secara nasional pada tahun 2019 mendatang merupakan  hal yang tidak mungkin, jika saja sinergi antar seluruh stake holder   kepariwisataan ini dapat terjalin dengan baik menjadi kekuatan bersama dalam satu visi misi dan komitmen.

Pemerintah pusat dan daerah telah menggulirkan berbagai program strategis untuk mencapai target ini dan kita di industry juga perlu memberikan masukan berdasar market analysis dan business performance disertai dengan penguatan ketahanan kualitas produk dan layanan melalui  kreatifitas pengelolaan, strategi, pemasaran serta peningkatan kualitas SDM.

Dapat dibayangkan jika hal ini benar-benar terwujud, maka Pariwisata-lah yang benar-benar menjadi andalan pembangunan nasional untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang merata dan berkeadilan.

“Kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dan bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Bali beserta jajaran, seluruh asosiasi kepariwisataan, para sponsor dan rekan-rekan media baik cetak dan elektronik,” tandasnya.* (01/Ramia)

 

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

The Latest News

To Top