Proyek Rabat Beton di Desa Lamu, Kecamtan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo. Inzert: Kepala Desa Lamu, Roni A. Ibrahim. (FOTO: Hans)
MCB.Com (Gorontralo) – Menyusuri jalanan berliku, mendaki nan menurun, dengan pemandangan laut serta kawasan perbukitan dan lereng lereng gunung yang indah seolah menjadi spirit dan penyemangat bagi setiap orang yang melewatinya.
Apalagi di kawasan tersebut terdapat obyek wisata Pantai Karang Putih—sebuah tempat yang dapat membuat orang terkagum-kagum karena keindahannya yang terdapat di Desa Lamu.
Dari kejauhan tampak sebuah gedung tua nan usang—seperti tak termanfaatkan. Tak dinyana, ternyata, gedung tua yang nyaris dimakan usia itu menjadi tempat beraktifitasnya para pengabdi desa yang tak kenal lelah mengurusi kebutuhan dan kepentingan warganya.
Itulah Kantor Desa Lamu, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo. Dari luar memang tampak seperti tak menggairahkan. Tetapi di dalam gedung itu, warga desa yang dikepalai Ronni A. Ibrahim dilayani sebagaimana adanya.
Pelayanan maksimal kepada kepada warganya tanpa harus melihat kondisi bangunannya. “Kondisi bangunan yang seperti ini tak menjadi kendala kami dalam melakukan pelayanan kepada warga secara maksimal,” ungkap Roni kepada Wartawan di ruang kerjanya.
Roni menjelaskan, kondisi bangunan kantor desa itu memang sudah tua, tetapi bukan berarti tak ada upaya pemerintah desa untuk merenovasinya. Karena tempat kerja juga merupakan salah satu penentu utama kenyamanan aparat desa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Penyerahan bantuan Mesin Katinting kepada nelayan Desa Lamu. (Foto: Hans)
Pria yang kini tercatat sebagai salah satu mahasiswa S-1 PGSD, Fakultas Pendidikan Universitas Terbuka ini menyatakan untuk tahun anggaran 2018, APB-Des di Desa Lamu mencapai Rp. 1.190.633.500 dengan rincian masing-masing; Alokasi Dana Desa senilai Rp. 336.475.800, Dana Desa senilai Rp. 843.488.000, Pendapatan Asli Desa senilai Rp. 1.500.000, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
“Semua anggaran tersebut dimanfaatkan sesuai kebutuhan masyarakat berdasarkan usulan dalam musyawarah dan didasarkan pada mekanisme internal tentang pengambilan keputusan yang tidak bertentngan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ucapnya.
Dari total anggaran tersebut, Rp. 419.814.000 atau 36% untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat, Rp. 29.651.000 atau 2 % untuk kegiatan pembinaan kemasyarakatan, untuk pembiayaan sebesar Rp. 75.000.000 atau 6%, sedangkan untuk pembangunan desa sebesar Rp. 348.674.000 atau 29% dan untuk kegiatan pemerintahan desa sebesar Rp. 317.494,500 atau sebesar 27%.
Kegiatan pembangunan di Desa Lamu didasarkan pada kebutuhan yang tentu saja tak lepas dari dukungan sepenuhnya oleh masyarakat. “Untuk mencapai hasil pembangunan tentu saja tidak dapat dilepaskan dari peran serta aktif dan partisipasi masyarakat, “ ungkap Roni.
Pemerintah bersama lembaga-lembaga yang ada di desa serta masyarakat, senantiasa bersinerji dalam merencanakan, melaksanakan, hingga mengawasi pelaksanaan jalannya pembangunan.
“Keterlibatan semua komponen lembaga dan masyarakat di desa senantiasa menjadi keharusan. Karena yang menjadi subyek dan obyek semua program pembangunan adalah masyarakat itu sendiri,” tutur Roni.
Penyerahan alat perbengkelan kepada kelompok di Desa Lamu. (Foto: Hans)
Ditanya soal mekanisme pengambilan keputusan tentang perencanaan program pembangunan, pria yang dinilai warganya cukup arif dan bijaksana ini mengatakan, dalam perencanaan program pembangunan dilakukan melalui musyawarah desa yang dihadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa dan lembaga lainnya serta sejumlah masyarakat.
“Hal tersebut dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama tentang program yang akan masuk dalam Rencana Kerja Pembangunan Desa atau RKP-Des. Setelah itu, akan dibawah dalam rapat pemerintah bersama BPD, untuk dimasukkan dalam RAPB-Des, yang kemudian ditetapkan oleh BPD dan Pemerintah Desa menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau APB-Des,” imbuhnya.
Ditambahkan, hal tersebut juga merupakan bagian dari visi Desa Lamu yakni; Terwujudnya Pembangunan Desa Lamu Yang Partisipatif, Demokratis dan Meningkatnya Kesejahteraan Rakyat.
Sedangkan misinya adalah meningkatkan partisipasi masyarakat serta kelembagaan desa dalam pembangunan, meningkatkan pelayanan terhadap pemenuhan hak hak dasar rakyat, dan pembangunan infrstruktur dasar.
“Untuk tercapainya visi dan misi tersebut, pemerintah desa senantiasa melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat agar berperan aktif dalam segala bidang pelaksanaan pembangunan. Harapannya, agar semua yang dicita citakan dalam visi Desa Lamu akan tercapai secara maksimal,” pungkas pria yang sangat familiar ini.
Sementara itu, Wakil Ketua BPD, Omin Samrin, S.Pd.I di tempat terpisah mengatakan, pro dan kontra dalam kebijakan pembangunan adalah wajar.
Menyikapi hal tersebut, Omin Samrin menjelaskan, pihaknya senantiasa obyektif dalam menyikapi kritikan dan bentuk ketidak puasan masyarakat. “Kami selalu bersikap obyektif dalam menyikapinya,” tutur Omin.
Ditanya tentang solusi penyelesaian masalah yang timbul akibat ketidak puasan tersebut, Omin menjelaskan, BPD selalu bersikap netral. Apapun permasalahan, Ia mencoba memediasinya dengan pemerintah desa.
“Kami tidak berkeinginan setiap permasalahan di desa harus melibatkan kalangan eksternal dalam hal ini pemerintah di tingkat atas, seperti pemerintah kecamatan maupun pemerintah kabupaten,” terangnya lagi.
Lebih jauh ia mengatakan, apapun bentuk kritikan masyarakat ditampung untuk dicarikan solusi penyelesaiannya. “Karena kami berprinsip bahwa tidak ada masalah yang tanpa solusi,” tegas Omin.
Pemerintah Desa dan BPD kata Omin Samin, harus bersinerji guna pencapaian tujuan pembangunan. BPD lebih melekat pada pengawasan pelaksanaan pembangunan, sedangkan pemerintah desa adalah eksekutor pembangunan yang didukung secara aktif oleh masyarakat sebagai sasaran dan obyek pembangunan.
“Dan juga harus dipertegas bahwa kritikan masyarakat terhadap jalannya pembangunan di desa juga merupakan bagian tak terpisahkan dari partsisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan pembangunan sehingga arah dan target program senantiasa sesuai harapan masyarakat,” tandasnya.*** (01/Hans)
