Advetorial

KPA Kota Gorontalo “Jemput Bola” Periksa Penderita HIV

MCB.Com (Kota Gorontalo) Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Gorontalo semakin intens melakukan pemeriksaan terhadap penderita kasus HIV.  Hal ini sengaja dilakukan agar penderita HIV masih dalam tahap ringan bisa diobati, sehingga efek angka kematian akibat HIV menurun.

Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Gorontalo Yana Suleman mengatakan, sasaran pemeriksaan adalah komunitas penduduk yang beresiko, seperti gay, waria, pelaku sex bebas, dan pengguna narkoba.

Sedangkan lapisan berikutnya kata Yana Suleman, yakni masyarakat umum yang tidak diketahui beresiko atau tidak, seperti pegawai, mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya.

“Alhamdulillah, kegiatan ini mendapat dukungan dari pak walikota. Program ini akan diintegrasikan dengan kegiatan Badan Kesbangpol Kota Gorontalo,” urainya.

Menurut Yana Suleman, langkah penemuan kasus ini sengaja dilakukan supaya penderita HIV dapat ditemukan. Kadang masyarakat yang tertular HIV tidak mau memeriksakan dirinya karena takut.

Oleh karena itu KPA Kota Gorontalo kata Yana Suleman, melakukan layanan “jemput bola”. KPA mencari kasus sedini mungkin agar para penderita HIV yang masih dalam tahap ringan dapat diobati dan bisa beraktifitas seperti biasa.

Dikatakan, sejak dua tahun terakhir ini puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama sudah  membuka layanan pemeriksaan HIV dan infeksi menular sexual secara gratis, namun masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.

Yana Suleman menjelaskan, untuk tes HIV ini tidak lama, hanya diambil sampel darah, dan saat itu juga langsung bisa diketahui hasilnya. Apabila ditemukan indikasi terjangkit, langsung dicover oleh Tim Voluntary counselling and Test for HIV (VCT) yang didalamnya terdapat konselornya. Petugas lab pun akan melakukan pendampingan untuk mengkonsumsi obat.

“Layanan ini gratis di semua puskesmas, klinik, dan Rumah Sakit Aloei Saboe, baik pengobatan maupun konsultasi. Nah, untuk layanannya juga dirahasiakan, sehingga masyarakat tidak perlu sungkan untuk datang di puskesmas atau Rumah Sakit Aloei Saboe,” jelasnya.

Yana Suleman berharap, apabila masyarakat yang merasa beresiko, baik tertular dari pasangan, tertular karena pekerjaan—seperti  petugas medis yang juga beresiko tertular dari pasien, atau anak yang tertular dari ibunya, segeralah untuk memeriksakan diri di puskemas terdekat.* (01/02-Bayu)

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

The Latest News

To Top