MCB.COM (Gorontalo) – Jika sebelumnya MediaCerdasBangsa.Com memberitakan hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Kajian Politik dan Opini Publik UNG yang menyebutkan bahwa elektabilitas pasangan calon Hana Hasanah-Tonny Yunus (HATI) pada posisi paling tinggi, yakni, 36, 74 persen. Sementara pasangan calon Rusli Habibie-Idris Rahim (NKRI), 35,48 persen, dan pasangan calon Zainudin Hasan-Adhan Dambea (Ber-Zihad), 17, 35 persen.
Berbeda dengan hasil survei Celebes Research Center (CRC) yang dilakukan pada medio 15-23 Desember 2016 yang menyebutkan, tingkat elektabilitas pasangan calon Rusli Habibie-Idris Rahim (NKRI) masih pada posisi paling atas, yakni: 67,7 persen. Sedangkan pasangan calon Hana Hasanah-Tonny Yunus (HATI), 11,5 persen, dan pasangan calon Zainudin Hasan-Adhan Dambea (Ber-Zihad), hanya 9,1 persen. Kemudian yang belum menentukan sikap (undecided voters), 11,7 persen.
Survei CRC ini merealease bahwa pasangan calon Rusli Habibie-Idris Rahim tetap konsisten pada posisi teratas, sebagaimana hasil survei yang dilakukan sejak Maret hingga Desember 2016.
Direktur Riset CRC, Imam Soeyoeti mengatakan, survei ini mengambil sample 800 responden yang tersebar proporsional di seluruh Provinsi Gorontalo, dengan menggunakan metode penarikan sampel multistage random sampling dan memiliki toleransi kesalahan dugaan +/- 3,5 persen pada selang kepercayaan 95 persen.
“Pasangan petahana—Rusli Habibie dan Idris Rahim masih unggul dengan selisih signifikan dari dua kompetitornya, pasangan Hana Hasanah-Tonny Yunus dan Zainudin Hasan-Adhan Dambea,” ujar Imam Soeyoeti pada diskusi publik preferensi pemilih di Pilkada Provinsi Gorontalo yang di gelar di Grand Q Hotel (6/1).
Dijelaskan lagi, jika pada pertanyaan spontan (Top of Mind), seandainya pilkada dilangsungkan saat survei digelar, angka elektabilitas Rusli Habibie mencapai 62,4 persen. Unggul jauh dari Hana Hasanah dengan elektabilitasnya 9,6 persen, Zainudin Hasan 4,3 persen, Adhan Dambea, 2,5 persen, dan Tonny Yunus 0,4 persen. Sedangkan 20,8 persen, pemilih belum menentukan sikap (undecided voters).
“Jika dibandingkan dengan data Top of Mind pada bulan Maret dan Agustus, masing-masing calon relatif gubernur yang mengalami peningkatan elektabilitas. Rusli meningkat 5 poin—dari 57 persen menjadi 62 persen. Hana meningkat 7 poin—dari 2,5 persen menjadi 7,6 persen. Sementara Zainudin naik 2 poin,” jelasnya.
Kemudian terkait dengan popularitas dan lekeabilitas (kedikenalan dan kedisukaan) dapat dikatakan, tidak ada lagi problem popularitas pada para calon gubernur, karena semua sudah dikenal secara maksimal oleh hampir seluruh pemilih Gorontalo. Kedikenalan Rusli Habibie, mencapai 99 persen, Hana Hasanah, 96 persen, dan Zainudin Hasan 89 persen.
Imam Soeyoeti mengurai, bicara jumlah pemilih yang masih berubah pilihan (swing voters) relatif kecil, dalam survei lembaga yang bermarkas di Makasar dan Jakarta ini menunjukkan, tinggal 13,2 persen. Selebihnya sudah 86,8 persen sudah relatif mantap dengan pilihannya.
“Dari ketiga pasangan calon, Rusli-Idris mempunya strong supporters (pendukung loyal paling besar), yakni 87,6 persen. Disusul Hana-Tonny 85,9 persen, dan Zainudin-Adhan 79,5 persen. Dengan konfigurasi strong supporters itu, maka peluang petahana untuk kembali terpilih terbuka lebar,” tutur Imam.
Menurut Imam Soeyoeti, pada hasil survei CRC yang telah berpengalaman ratusan kali survei ini, dalam berbagai simulasi, dan tiga kali tracking survei menunjukkan bahwa pasangan petahana konstan pada angka elektabilitas 60 persen, jauh mengungguli para pesaingnya.
Data survei menunjukkan bahwa 72,7 persen publik Gorontalo puas dengan kinerja Rusli Habibie sebagai Gubernur. Hanya 17,6 bpersen yang menyatakan tidak puas. Kemudian sebanyak 76 persen pemilih misalnya, menilai pelaksanaan pemerintah Provinsi Gorontalo relatif baik. Demikian juga penilaian terhadap kondisi politik, dimana 74 persen menilai kondusif. Serta 93 persen pemilih juga menilai Gorontalo saat ini semakin aman. Sedangkan pada aspek ekonomi, 65 persen pemilih menilai kondisi ekonomi di Gorontalo semakin membaik.
“Celebes Research Center (CRC) adalah lembaga riset independen, berdomisili di Makasar dan Jakarta. Berpengalaman melakukan ratusan survei pilkada dan quickcount di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” tandasnya.** (MCB.02)
