MCB. Com (Gorontalo) – Gorontalo telah memiliki museum yang cukup representatif, namun hingga saat ini minat para pengunjung ke museum ini masih sangat minim. Seharusnya sebagai bagian dari obyek wisata yang memiliki nilai sejarah dan edukasi, museum ini menjadi pilihan.
Adalah Museum Popa Eyato Gorontalo, ternyata belum dapat menjadi pilihan tempat wisata yang membuat senang pengunjungnya. Hal ini menjadi tantangan keberadaan museum sebagai tempat yang menyenangkan bagi para pelajar atau pengunjung yang datang ke meseum.
Hingga saat ini juga koleksi yang ada di Museum Gorontalo masih sangat minim, bahkan ada beberapa barang-barang peninggalan jaman Belanda dan Jepang masih berada di Museum Manado—Sulawesi Utara.
Kepala UPTD Museum Gorontalo Muin Sakali mengatakan, ia akan berupaya bekerjasama dengan Museum Manado untuk meminta kembali barang-barang yang ada di Museum Manado untuk ditempatkan di Museum Gorontalo.
“Secara gambaran umum bahwa museum ini dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur no. 59 tahun 2014, yang mana dengan kehadiran museum ini, untuk lebih menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi para pelajar-pelajar, maupun masyarakat untuk dapat berkunjung disini. Memang kalau kita mengacu kepada UU No. 11 tahun 2010 mengenai cagar budaya, kemudian didukung dengan PP No 66 tahun 2015, dimana museum berfungsi sebagai melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan koleksi-koleksi yang ada, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat,” jelas Muin.
Muin menambahkan selain kurangnya koleksi museum, salah satu minimnya kunjungan ke museum ini disebabkan publikasi yang kurang. Untuk itu ke depan ia akan melakukan berbagai inovasi untuk melengkapi koleksi museum, sehingga Museum Popa Eyato menjadi salah satu tempat kunjungan wisata yang murah dan menarik bagi pelajar dan warga didaerah ini. (01-Ferd)
