Suara tajam melengking terdengar dengan nada naik turun. Pagi itu, sang mentari memancarkan cahaya cerahnya. Wajah cerah sumringah juga berpendar dari wajah anak-anak generasi penerus bangsa. Mereka bersuara menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini, lagu nasional yang senantiasa selalu terdengar saat peringatan Hari Kartini, pada tanggal 21 April setiap tahun di negeri ini. Bukti sebagai bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.
MediaCerdasBangsa.Com (Gorontalo) —SUASANA itu pula tampak di SDN No. 33 Kota Selatan Kota Gorontalo. Di sekolah ini, setiap murid, mulai kelas satu sampai kelas enam, hari ini Kamis, (21/04) berbaris di halaman sekolahnya untuk megikuti pawai Kartini dengan berjalan kaki. Siswinya mengenakan setelan kebaya berbagai corak dan motif serta beraneka warna, Siswa pun tampak percaya diri—walaupun dengan gaya kekanak-kanakan—sebagian dari mereka mengenakan setelan jas serta setelan pakaian resmi lainnya.
Terpancar dari wajah mereka semangat untuk mengikuti acara tersebut. Sambil mendengarkan aba-aba dari sang guru, mereka meninggalkan halaman sekolahnya melakukan pawai jalan kaki melewati sejumlah ruas jalan di sekitar sekolah tersebut. Warga yang berada di dalam rumah berhamburan keluar menyaksikan “Kartini-Kartini Cilik” beraksi dengan gayanya seolah menunjukkan bahwa merekalah Kartini sesungguhnya.
Sampai-sampai ada warga yang sesumbar mengatakan, “wah, ini Kartini-Kartini kita.” “Lantas, apa sebutan bagi siswa yang laki-lakinya?” sela salah seorang warga di kerumunan itu bertanya. “Mungkin kalau yang laki-laki, namanya Kartono,” jawab warga lainnya. yang mengundang tawa. Namun, hal itu tidak terlau penting.
Lantas, apa makna peringatan Hari Kartini bagi siswa tersebut? Ramli Pateda, S.Pd., M.Pd, Kepala SDN No. 33, saat diwawancarai Kontributor Media Cerdas Bangsa Group, di ruang kerjanya menjelaskan, banyak hal yang dapat dimaknai dari peringatan Hari Kartini, di antaranya, bagaimana siswa dilatih karakternya untuk menjadi generasi yang tahu sepak terjang Raden Ajeng Kartini, salah seorang putri terbaik bangsa yang telah memperjuangkan emansipasi wanita pada jaman itu, sehingga konsep perjuangannya menjadi salah insiprasi bagi anak-anak di negeri ini dalam meraih masa depannya.
“Pejuang emansipasi wanita itu, telah menorehkan sejarah peradaban masa lalu di masa penjajahan yang kala itu hak-hak perempuan diperlakukan tidak sama seperti kaum laki-laki,” ujar Ramli dengan mengumbar senyuman khasnya. “R. A. Kartini menjadi pelopor utama perjuangan emansipasi wanita yang hingga kini, nilai-nilai perjuangannya masih diwarisi oleh anak cucu bangsa di negeri ini,” lanjutnya.
Selain itu, semangat untuk meneladani jiwa nasionalisme yang dimiliki R.A. Kartini pun menjadi salah satu makna kegiatan peringatan Hari Kartini setiap tahun. “Kita perlu menyemangati para siswa sehingga menjadi pelopor pembangunan masa kini dan masa yang akan datang. Dan ini harus dilakukan sejak dini, di saat mereka, (para siswa—Red) masih dalam tahap proses pematangan dan pencarian jati diri mereka.
Dengan peringatan Hari Kartini, lanjut Ramli, diharapkan siswa menjadi generasi yang mampu membuktikan dirinya sebagai bagian dari bangsa yang besar ini dan mampu mengenang jasa para pahlawannya. “Ini merupakan kalimat pendiri bangsa, Bung Hatta yang sampai akhir hayat tetap terpatri di dalam relung hati setiap anak bangsa di negeri ini. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Kalimat yang sederhana tetapi sangat luas maknanya dalam membangun dan meningkatkan sikap patriotisme dan nasionalisme anak-anak bangsa.
Di akhir perbincangannya dengan Media Publik Group, Ramli berharap, peringatan Hari Kartini, tidak Cuma sekedar sebagai kegiatan seremonial belaka, namun lebih dari itu, menjadi ajang dan wahana bagi kader-kader pembangunan bangsa untuk meningkat kreatifitasnya dengan meneladani nilai-nilai perjuangan yang telah dilakukan oleh Raden Ajeng Kartini.
Sementara itu, Leli Igirisa, salah satu orang tua siswa saat diminta tanggapannya mengungkapkan rasa apresiasinya terhadap kegiatan peringatan Hari Kartini. “Dengan kegiatan ini siswa dilatih menjadi siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Bayangkan saja, pakaian kebaya dan jas yang biasanya hanya dikenakan oleh orang-orang yang dewasa, kini harus mereka pakai dan mereka kelihatan sangat percaya diri dengan itu. Ini kan menjadi salah satu contoh yang bisa diambil dari makna peringatan Hari Kartini ini,” kata Leli diiyakan orang tua murid lainnya. ##MCB08
