Nyata Karya Rusli Idris (NKRI) menjadi jargon Pilkada periode 2012-2017. Baliho yang bergambar Rusli-Idris berdiri tegak di tempat yang strategis—terpancang dimana-mana. Kala itu Arusdin Bone meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memenangkan pasangan NKRI, tak mengenal lelah.
Pagi, siang, sore, dan malam seakan tak berharga bagi dirinya. Ide-ide cemerlang dicurahkan hanya untuk memenangkan NKRI. Dimana-mana Arusdin selalu berkecimpung dengan berbagai elemen masyarakat sambil diskusi kecil. Kolompok diskusi terbentuk dengan sendirinya, dan Arusdin selalu menyempatkan diri ikut nimbrung bersama mereka.
Kata-katanya yang lemah lembut membuat kolompok diskusi itu merasa nyaman—tak ada kesan yang berlebih terhadap dirinya. Tua, muda, dan anak-anak seakan tak ada batasnya. Semua diladeni dengan tutur kata yang indah dan menawan. Rasa kekeluargaan dan keakraban tercipta sendirinya.
Entah Rusli Habibie dan Idris Rahim mengetahui apa yang dilakukan Arusdin Bone kala itu? Kita tidak tahu. Pada pokoknya, terlihat dan disaksikan oleh teman-temannya dia bekerja dan berusaha memenangkan NKRI.
Upaya habis-habisan memenangkan NKRI dilakukan Arusdin Bone sepenuh hatinya. Halangan, rintangan, dan caci makian terhadap NKRI dihadapinya dengan tenang. Jika ada yang menyebut Rusli Habibie ‘bangganga’ (sifat kasar yang dilekatkan kepada Rusli Habibi-red), Arusdin berdiri di depan menjelaskan kepada masyarakat.
“Sesungguhnya dia (Rusli) itu tidak ‘bangganga’. Pak Rusli memiliki sifat dan karakter tegas. Pak Rusli itu kalau mau tanya isi hatinya, ia sangat penyayang,” itulah sekelumit kutipan kalimat yang pernah disampaikan Arusdin mengakanter isu yang dikembangkan pada pilkada gubernur periode lalu.
Kini Arusdin Bone sudah tiada—telah meninggalkan dunia yang fana ini untuk selama-lamanya. Lugu, santun, dermawan, serta senyumnya nan menawan masih saja teringat bagi siapa saja yang mengenal sosok Arusdin Bone. Pastinya, kenangan indah bersama Almarhum Arusdin Bone tetap terpatri di hati teman dekatnya dan sulit terlupakan.
Dia (Arusdin) pasti ada kekurangannya. Kodrat sebagai manusia, kekurang dan kelebihan itu pasti melekat pada diri manusia. Nah.., jika ada yang salah atas tingkah laku almarhum, baik disengaja maupun tidak, mohon dimaafkan..!!!
“Walau tubuhmu berselimut tanah, namun percayalah bahwa kebaikan yang engkau tanamkan semasa hidup, membuatmu bernafas dalam hati kami teman-temanmu.” ***
