MCB.COM (Gorontalo) – Jajaran BMKG Gorontalo baru-baru ini menerima kunjungan anggota Komisi 5 DPR-RI, Roem Kono. Dalam kesempatan itu Roem Kono memantau pembangunan gedung baru BMKG, termasuk melihat dari dekat peralatan yang selama ini digunakan untuk keperluan informasi cuaca.
Kunjungan kerja ke Kantor BMKG ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan peralatan yang masih diperlukan untuk memaksimalkan tugas jajaran BMKG Gorontalo. Kepala BMKG Gorontalo Indar Adi Waluyo mengungkapkan, sangat bersyukur selama ini telah mendapatkan perhatian dan dukungan DPR-RI.
Menurut Indar, dari sisi peralatan, BMKG Gorontalo sudah memiliki peralatan memadai. Disisi lain, seperti ketersediaan SDM, BMKG Gorontalo hingga kini masih membutuhkan tambahan personil.
Sebelumnya Roem Kono berharap, BMKG terus meningkatkan kinerja dalam hal pelayanan informasi cuaca dan iklim, mengingat instansi tersebut mempunyai peran penting bagi kehidupan masyarakat.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG, M. Riyadi
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG, M. Riyadi saat menyampaikan arahannya dihadapan peserta gladi ruang mitigasi gempa bumi dan tsunami yang digelar disalah satu hotel di daerah ini mengatakan, berdasarkan pemodelan saat ini pihaknya mewaspadai tsunami setinggi empat hingga enam meter yang datang dari arah timur di sekitar Sangihe.
Menurut Riyadi, gelombang besar hingga ratusan kilometer dari pusat gempa. Gorontalo harus mewaspadai ancaman gempa bumi dan bahaya tsunami yang dapat mencapai empat hingga enam meter. Sebagai daerah yang rawan bencana, Gorontalo dikepung empat patahan yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan gempa dan bencana tsunami.
Riyadi menyatakan, posisi Gorontalo termasuk salah satu daerah ancaman gempa dari empat sisi, sesar utara di laut sebelah utara, patahan yang memotong daratan Gorontalo, dan sesar di sebelah selatan dan timur. Selain itu kata Riyadi, ancaman gempa bumi dan tsunami yang serius terjadi berasal dari wilayah timur yang berpusat di daerah Sangihe.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Geofisika Manado menyatakan, Gorontalo menjadi daerah berpotensi besar untuk dilanda tsunami yang terjadi akibat subduksi lempeng laut Maluku.
Masyarakat Gorontalo diminta mewaspadai potensi tsunami dengan ketinggian empat hingga enam meter. Menurut BMKG Stasiun Geofisika Manado, Gorontalo sangat berpotensi dilanda tsunami yang terjadi akibat gempa bumi subduksi lempeng laut Maluku di kedalaman sepuluh kilometer pada sebelah timur Kota Gorontalo.
Gelombang tsunami diperkirakan mencapai ketinggian delapan meter untuk wilayah Bone Bolango, enam meter di Kota Korontalo dan empat meter di Gorontalo bagian selatan. Untuk mengantisipasinya, BMKG Gorontalo telah memasang alat peringatan tsunami yang berlokasi di halaman gedung Bele Li Mbui.
Menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi pula, masyarakat disarankan segera menyelamatkan diri ke tempat aman. Apalagi ketika terjadi gempa dengan kekuatan diatas delapan skala richter yang berlangsung dalam durasi satu menit. Upaya evakuasi harus dilakukan karena warga hanya memiliki kesempatan selama 35 menit sebelum gelombang tsunami tiba menerjang daratan Gorontalo.
Sebelumnya Kepala Stasiun Geofisika Manado, Robert Owen Wahyu mengingatkan masyarakat untuk menjauhi kawasan pantai ketika terjadi gempa bumi, karena daerah pantai merupakan kawasan paling rawan terkena dampak tsunami. (MCB-Ferdi/01)