Politic

Hais Nusi Jangan Ngawur…! Tidak Ada Perintah Kumpul KTP Bos…!

MCB.Com (Kota Gorontalo) – Pernyataan Hais Nusi seperti dilansir MCB.Com baru-baru ini, membuat sejumlah pendukung Marten Taha tersinggung. Pasalnya, pernyataan Hais Nusi dinilai tidak mendasar dan kurang bijak. Terkesan ngawur alias asal bunyi.

Hal ini disampaikan salah satu inisiator mengumpul KTP—Aladin Kaili kepada MCB.Com. Warga Kelurahan Molosipat U ini menjelaskan, ide rencana pengumpulan KTP memang murni datang dari masyarakat. Ia menegaskan, tidak ada perintah dari siapapun, atau bermaksud lain. Misalnya kata Aladin, minta perhatian dari Marten Taha atau bakoprol.

“Saya minta Pak Hais jangan ngawur kalau ngomong..! Tidak ada perintah kumpul KTP Bos..! Seorang wakil rakyat kok begitu cara ngomongnya. Kami tersinggung. Pak Hais harus tau, tidak ada instruksi untuk kumpul KTP dari Pak Marten Taha atau Tim Suksesnya. Ini adalah inisiatif kami sendiri. Itupun kalau diperlukan pengumpulan KTP, kami akan lakukan,” ujar Aladin sedikit emosi.

Seyogyanya kata Aladin, sebagai pengurus Golkar, Hais Nusi harus bersyukur ada inisiatif warga yang menyayangi Marten Taha. Menurut Aladin, pengumpulan KTP tersebut baru sebatas wacana—belum ada selembar pun yang terkumpul dari masyarakat.

Ayah dari lima anak ini mengaku hanya merasa khawatir jika Marten Taha menjadi korban politik lantaran tidak bisa mencalonkan diri hanya gara-gara Partai Golkar tidak memenuhi syarat untuk mengusung Marten Taha.

17193962_10206212956321624_1567493540_o

Masyarakat pencinta Marten Taha tawarkan pengumpulan KTP jika tidak bisa diusung oleh partai politik

Aladin berkisah, jika mereview kembali peristiwa sejarah pemilihan langsung di Kota Gorontalo, selalu memakan korban. Ia mencontohkan, tahun 2008 AW Thalib jadi korban politik, karena partai pengusung tidak memenuhi syarat. Demikian pula tahun 2013, Adhan Dambea dicoret oleh KPU lantaran tidak memenuhi syarat administrasi. Nah, apakah Marten Taha akan bernasib yang sama?

Lelaki yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ini berharap, peristiwa tersebut tidak bisa terulang kembali. Kata dia, biarlah semua hanya menjadi catatan sejarah yang patut menjadi pelajaran bagi politisi untuk diantisipasi.

“Coba mari kita berhitung, apakah akumulasi perolehan suara Partai Golkar pada pemilihan legislatif tahun 2014  sudah bisa menjamin untuk mengantarkan Pak Marten jadi walikota? Coba hitung…! Jangan cuma mempertahankan ego partai menyebabkan masyarakat yang cinta Pak Marten jadi tidak simpati. Emang Pak Marten hanya milik orang-orang Golkar?” ucapnya.

Aladin menegaskan, pada pilwako tahun 2013, mereka rata-rata bukan mendukung Marten Taha. Namun sekarang mereka melihat perhatian Marten Taha terhadap masyarakat begitu baik. “Makanya kami sayang sama Pak Marten. Sekali lagi ini bukan koprol. Saya belum pernah bertatap muka dengan Pak Marten. Bahkan Pak Marten tidak kenal saya,” tandasnya.

Disisi lain, Ketua DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo ketika diminta keterangannya perihal desakan mempercepat Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Marten Taha menjelaskan, ia akan membentuk panitia Rakerda pada hari ini, Sabtu (18/3).

“Sebenarnya sesuai dengan jadwal, pelaksanaan Rakerda tersebut nanti dilaksanakan bulan Mei. Namun sudah ada desakan dan permintaan seperti ini, saya akan segera laksanakan. Banyak yang akan dibicarakan pada rapat tersebut, salah satunya pembentukan pania Rakerda,” jelas Marten kepada MCB.Com. (02-Bayu)

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

The Latest News

To Top