Gorontalo

Memperingati Hari Air Sedunia, Pemda Kabupaten Gorontalo Tanam Pohon

MCB.Com (Kabupaten Gorontalo) – Pohon adalah salah satu variabel penjaga sumber air bersih. Oleh sebab itu perlu dijaga dan dipelihara kelestarian lingkungannya sebagai ketahanan air. Nah, dalam rangkan memperingati Hari Air sedunia, Pemerintah Kabupaten Gorontalo melakukan aksi penanaman pohon di bantaran sungai Bionga—Kelurahan Polohungo, Kecamatan Limboto, Selasa (22/3).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh SKPD, pemerintah kecamatan, seluruh lurah se-Kecamatan Limboto, bersama Staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, beserta para siswa SD, SMP, dan SMA di Kecamatan Limboto. Adapun pohon yang berhasil ditanan adalah jenis kayu nyaton—sebanyak 2000 pohon, dan bibit Bambu Kuning sebanyak 200 pohon.

Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan, air merupakan kebutuhan hidup. Makanya ia berharap sumber air harus dijaga. Kata Nelson, jika sumber air tidak dijaga, akan berakibat pada dua hal: Pertama, akan terjadi kekeringan karena tidak ada penyimpanan air dalam tanah. Kedua, jika terjadi musim hujan, bisa berakibat banjir. Dengan demikian, ketika air tidak dijaga baik, akan menyebabkan musibah.

Masih kegiatan yang sama. Rabu, (23/3) Pemerintah Kabupaten Gorontalo melaksanakan penanaman pohon di daerah hulu Sungai Bulango, bekerja sama dengan Pemerintah Kota Gorontalo. Kemudian, Kamis, (24/3) akan melakukan penanaman di daerah hulu—Desa Dulamayo, Bone Bolango yang dikenal sebagai Agro wisata.

Jumat, (25/3) Pemda Kabupaten Gorontalo akan melakukan pembersihan encek gondok, bertempat  di Pentadio Resort, melibatkan seluruh ASN.  Pentadio Resort  menjadi sasaran akhir disebabkan perlu penataan sebagai destinasi wisata yang selama ini menjadisumber PAD bagi Kabupaten Gorontalo.

Nelson megaskan, daerah-daerah miring tidak akan diberikan bantuan bibit  jagung. Dikatakan, seluruh wilayah kemiringan, harus ditanami jenis kayu-kayuan, baik tanaman produktif maupun tanaman kayu.

“Kita bekerja sama dengan kepolisian untuk menjaga hutan lindung. Kita memberikan penyadaran melalui penyuluh-penyuluh pertanian. Kita melihat terjadinya longsor dan banjir yang menimbulkan kerugian negara. Kita ingin meninggalkan mata air, tapi kita tidak mau meninggalkan air mati bagi anak-cucu,” ujar Nelson.* (Olu-Udin/Humas)

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

The Latest News

To Top