MCB.Com (Kota Gorontalo) – Rabu (14/2-2017), jarum jam telah menunjukkan pukul 16.38 wita. Seorang pria bertubuh kekar dan tinggi duduk di ruangannya yang berukuran minimalis—tak begitu luas. Ia masih sibuk bekerja sambil menandatangani sejumlah berkas yang terletak di atas meja. Namun ketika MCB.Com masuk ke ruangnnya, ia langsung berdiri dan menyambut dengan tegur sapa sambil tersenyum.
“Eh.., mari masuk. Terima kasih atas kunjungannya. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan atas pelayanan kami,” ucapnya santun dan ramah.
Adalah Muhamad Kasim, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Gorontalo. Muhamad Kasim memang belum lama ditugaskan sebagai pimpinan di kantor tersebut. Ia dilantik awal bulan Januari 2017.
Bincang-bincang dengan MCB.Com seputar lingkungan kerjanya yang baru di DPMPTSP, Muhamad Kasim mengatakan, setiap pagi ia melakukan breafing kepada seluruh pegawai di lingkungan kerjanya. Hal ini dilakukan guna memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Menurutnya, memang tidak mudah melakukan perubahan terhadap sistim pelayanan, akan tetapi yang lebih sulit adalah merubah mind-set para pegawai itu sendiri.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo ini selalu menekankan kepada pegawai yang bernaung dalam pelayanan satu pintu, agar lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Masyarakat yang datang kata dia, bukan pemohon, tapi customer. Pelayanan satu pintu selayaknya menitik beratkan pada pelayanan cepat dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam mengurus perijinan.
“Sekali lagi saya sampaikan bahwa masyarakat yang mengurus ijin bukan pemohon, tapi customer. Kalau perlu, jika harus berhubungan dengan dinas lain terkait ijin tersebut, maka yang akan berkomunikasi dengan dinas terkait adalah menjadi tugas pelayanan satu pintu. Masyarakat hanya menerima bersih dari kami ((BPMPTSP-red),” ungkapnya pelan.
Mantan PLT Dinas PU Kota Gorontalo ini menambahkan, komunikasi menjadi bagian yang terpenting dalam pelayanan kepada masyarakat. Kata dia, jika salah mengkomunikasikan hal-hal yang terkait dengan perijinan, malah akan menimbulkan masalah baru. Bahkan banyak masalah yang ditimbulkan akibat komunikasi yang terputus—tidak nyambung.
Pria yang bergelar Magister Manajemen Farmasi tersebut, bertekat akan berusaha membenahi pelayanan terhadap masyarakat melalui instansi yang di pimpinnya. “Saya juga minta bantuan MCB.Com untuk memberitahukan kepada kami jika ada pengaduan masyarakat yang terkait pelayanan perijinan. Dengan demikian, kami setiap saat kami bisa berbenah diri,” tandasnya sambil menyampaikan nomor handphonenya.* (MCB.01/02)
