MCB.Com (Gorontalo) – Walikota Gorontalo Marten Taha menggelar konferensi pers di Rumah Dinas Walikota, Minggu (30/9/2018). Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan keterangan sehubungan dengan persiapan bantuan pemerintah Kota Gorontalo terhadap korban gempa yang berakibat tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Hadir pada saat itu, Sekretaris Daerah—Ismail Madjid, para Asisten dan Kepala OPD terkait. Namun ketika masuk pada sesi tanya jawab soal kesiapan tim medis yang akan diperbantukan ke lokasi bencana tersebut, ternyata dari Dinas Kesehatan tidak hadir. “Mana dari Dinas Kesehatan?” tanya Marten sambil menengok ke belakang.
Setelah melihat ke samping kiri dan kanan serta di belakang, ternyata tak ada satupun perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Gorontalo yang hadir. Kontan saja Walikota Marten mengambil alih tugas Dinas Kesehatan untuk memberikan keterangan yang ditanyakan oleh para awak media.
Untung Asisten I, Deddy Kadullah memberikan secarik kertas kepada Walikota Marten yang bertuliskan jumlah tim medis yang sudah berangkat ke lokasi gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Meski terlihat mereka-reka jumlah tim kesehatan yang berangkat, Marten berusaha memberikan keterangan yang komprehensif.
“Kita sudah mengirim dokter spesialis bedah syaraf, spesialis bedah umum, dan tiga orang perawat dari Aloei Saboe, bersama obat-obatan sebanyak 14 dus. Saat ini mereka telah bergabung dengan tim medis di tempat penanggulangan bencana. Total baru lima orang. Itu baru dari Aloei Saboe,” terangnya.
Marten juga berjanji akan menambah tim medis untuk tahap kedua. Rencananya akan diberangkatkan dalam waktu dekat. Hanya saja, Marten belum bisa memastikan jumlah tim kesehatan untuk tahap kedua tersebut.
“Kita akan mengirim tenaga medis dari Dinas Kesehatan yang diambil dari puskesmas-puskemas. Mungkin empat, lima, sampai tujuh orang, termasuk dari Rumah Sakit Otanaha,” pungkas Marten sambil mengira-ngira jumlah tim medis yang akan diberangkatkan. (01/02)
