MCB.Com (Kota Gorontalo) – Sore itu jarum jam telah menunjukkan pukul 16.53 Wita. Seorang pria duduk di teras rumahnya yang mungil—ukuran rumahnya kurang lebih sekitar 5,5 meter X 6 meter. Di depannya tampak secangkir kopi panas dan sebatang rokok di tangan kanannya. Ia sangat menikmati suasana sore itu.
Gerimis hujan menghiasi sore yang indah. Angin sepoi sepoi basah meniup pohonan yang berada di sekitar rumahnya—sehingga menambah sejuknya suasana disore itu. Tampak anak kecil berada di pangkuannya yang tertidur pulas. Ternyata, anak yang masih berumur satu tahun lebih itu adalah cucunya.
Ketika MCB.Com berkunjung kerumahnya, ia langsung berdiri dan menyambut dengan tegur sapa. “Eh, apa kabar? Mari masuk kak…!” ucapnya sambil menyerahkan anak kecil tersebut kepada istrinya yang tetap saja masih tertidur pulas.
Keceriaan dan senda gurau menghiasi perbincangan sore itu. Banyak hal yang dibicarakan dan ia ceritakan, termasuk soal pilwako (pemilihan walikota). Maklum, ia salah satu pengurus partai yang aktif. Bahkan rumahnya sering dijadikan tempat pertemuan dan ajang diskusi bagi anak muda maupun para orang tua.
Aladin Kaili (kiri) bersama Nurhadi Taha (kanan).
Ia adalah Aladin Kaili. Jabatannya di partai politik sebagai Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PPP Kecamatan Sipatana. Walau partainya belum menentukan sikap mendukung Marten Taha, namun ia secara terbuka dan terang-terangan memproklamirkan mendukung Marten Taha.
Beberapa bulan lalu, ayah dari lima orang anak ini sempat berinisiatif akan mengumpulkan KTP untuk Marten Taha melalui jalur independen, jika Partai Golkar atau partai lain tidak mengusung Marten Taha. Hanya saja kala itu, idenya mengumpul KTP tidak direspon. Akhirnya, ia memilih diam dan menunggu perkembangan selanjutnya.
“Saya hanya berdo’a agar Partai Golkar dan partai lainnya bisa berkoalisi mengusung Pak Marten sebagai calon walikota untuk periode kali kedua. Pastinya, masih banyak masyarakat di Kota Gorontalo yang suka sama Pak Marten,” ungkapnya penuh harap.
Namun baru-baru ini ia sempat kecewa ketika membaca disalah satu media online (maksudnya MCB.Com–red) yang menyebutkan, ada 5 Pengurus Kecamatan (PK) dan 36 Pengurus Kelurahan (PL) Partai Golkar tidak ikut mendampingi Marten Taha mendaftar sebagai bakal calon walikota di DPD II PAN Kota Gorontalo.
“Ada apa ini sebenarnya? Maaf, saya tidak bermaksud mencampuri urusan internal Golkar, tetapi Golkar harus melihat secara obyektif keinginan publik. Saya saja bukan orang Golkar, tapi tetap mendukung Pak Marten,” ujarnya sangat prihatin.
Aladin mengaku bahwa sampai saat ini ia belum pernah ketemu dengan Marten Taha. “Sumpah, saya belum pernah ketemu dengan Pak Wali. Datang ke rumahnya pun saya tidak pernah. Ini poli bukan koprol, tetapi saya hanya melihat realitas kepemimpinan Pak Marten dan program-programnya yang menyentuh rakyat kecil,” tegasnya.
Walau harus diakui kata Aladin, ia pernah kecewa dengan Marten Taha. Pasalnya, ia pernah didatangi oleh salah satu Tim Sahabat Marten Taha (SMT) di rumahnya yang menjanjikan akan menghadirkan Marten Taha, melakukan pertemuan dengan masyarakat di sekitarnya.
“Kenyataannya mana? Tidak ada! Pak Wali sampai saat ini tidak datang bertemu dengan masyarakat di sini. Tapi itu bukan jadi soal bagi kami, dan tidak mengurangi dukungan kami sama Pak Marten. Kami maklum, mungkin Pak Wali lagi sibuk untuk mengurus kepentingan masyarakat lebih besar, sebab itu lebih penting,” pungkasnya.*** (01/02)
