Gorontalo

Mantan Pacar Marten Taha Mengungkap Kisah Cintanya

MCB.Com (Kota Gorontalo) – Setiap jenjang pendidikan yang dilalui, ada-ada saja cerita dibalik itu. Apalagi sewaktu duduk di SMA, banyak kisah yang tercatat dengan tinta ‘memori’ dalam kalender kehidupan masing-masing. Baik cerita kenakalan, cerita lucu, termasuk tentang kisah cinta.

Lain halnya ketika menginjakkan kaki di dunia kampus, pasti kisahnya berbeda lagi. Memori-memori indah selalu terukir dalam ingatan. Dunia kampus memiliki warna tersendiri. Mahasiswa ditempah dengan berbagai pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan organisasi kemahasiswaan pun menjadi salah satu ajang membentuk kepribadian mahasiswa.

Nah, MCB.Com berhasil mengungkap perjalanan kehidupan Marten Taha disaat mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi, Universitas Samratulangi Manado. Banyak cerita yang terkuak, termasuk kisah cintanya bersama seorang gadis sewaktu kuliah.

Mantan pacar Marten—Jusmiaty Kiai Demak mengisahkan, awal pertemuannya dengan Marten pada kegiatan latihan basic training HMI. Kebetulan Marten sebagai ketua panitianya.  Kala itu Jusmiaty dan Marten berbeda program studi. Marten di Fakultas ekonomi, Jusmiaty di Fakultas Peternakan.

Jusmiaty bukan wanita sembarangan keluar dan bebas keluyuran kemana-mana, termasuk mengikuti berbagai kegiatan kampus, seperti organisasi HMI. Orangtuanya sangat ketat dan disiplin terhadap anak-anaknya. Maklum, ayahnya seorang polisi yang sangat kental dengan tata karma dan disiplin, sehingga ia sangat sulit bergabung mengikuti kegitan organisasi.

Mantan pacara Marten Taha, Jusmiaty Kiai Demak (kiri) pada kegiatan yng digelar oleh Pemerintah Kota Gorontalo.

Untung salah seorang sahabatnya yang juga keluarga dekat Jusmiaty yang ikut mengajaknya bergabung di organisasi HMI. Ia bisa keluar asalkan bersama temannya itu. “Orangtua saya memberikan kepercayaan penuh kepada teman saya ini. Saya bisa keluar yang penting bersama teman saya,” kisah Jusmiaty.

Dari kegiatakan organisasi HMI inilah awal kisah cinta keduanya. Marten dan Jusmiaty mulai memadu cinta. Tak tahu siapa yang memulai mengucapkan kata “cinta”. Alhasil, keduanya saling pedekate dan terjalin hubungan asmara.

Marten memang lelaki tampan dan cerdas. Tak heran banyak wanita yang menggandrunginya. Namun pilihan Marten jatuh kepada Jusmiaty. Kurang lebih dua tahun menjalin kasih asmara, akhirnya keduanya memutuskan untuk mengikat tali cinta dalam sebuah pernikahan, tepatnya 2 Februari 1982. Saat itu Marten masih Sarjana Muda Ekonomi—belum mengantongi Sarjana Ekonomi (SE).

Sejak masih kuliah Marten memang sudah mandiri dan membiayai keluarganya. Ia bekerja disalah satu perusahaan swasta—kontraktor. Jabatannya sebagai pengawas lapangan. Setelah itu, ia dipercaya lagi oleh perusahaan tersebut untuk menduduki jabatan tenaga administrasi.

Kemudian pada tahun 1987-1997, Marten dipercaya oleh perusahaan lain sebagai Direktur Utama PT. Olah Karya Pratama. Ia pun sudah mulai menekuni dunia politik, yang pada akhirnya ia terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dari Partai Golkar (1987-2002).

Marten Taha (kiri) bersama Menkokesra, Azwar Anas berkunjung di Gorontalo.

Setelah Gorontalo menjadi provinsi tersendiri, mekaran dari Provinsi Sulut, Marten dipilih lagi menjadi anggota DPRD Provinsi Gorontalo (2001-2004). Pada pemilihan umum 2004-2009 ia kembali dipercaya oleh rakyat menduduki gedung dewan provinsi dengan jabatan sebagai Ketua DPRD.

Perjalanan karir politik Marten sepertinya tak pernah gagal. Setiap periode pemilihan legislatif, ia selalu terpilih—dipercaya rakyat. Bahkan sekarang Marten menduduki jabatan Walikota Gorontalo hasil pemilihan walikota tahun 2008.

Kalimat ini mungkin tepat disematkan kepada Marten, “Dibalik kesuksesan seorang suami, ada wanita hebat di belakangnya”. Jusmiaty tak pernah mengekang aktifitas suaminya di partai politik. Ia membiarkannya. Ia pun tak takut jika Marten memiliki orang ‘ketiga’.

“Saya sangat percaya suami saya. Beliau tidak pernah macam-macam, tidak pernah ada orang ketiga, terkecuali masih waktu pacaran. Saya sangat mengerti, sebab kita sama-sama aktifis. Dia banyak berkecimpung dengan banyak orang. Dan saya bangga beliau disenangi oleh banyak orang,” kata Jusmiaty.

Jusmiaty berharap, agar suaminya tidak akan terlena dengan segala macam pujian dan sanjungan. Marten tetap mengintropeksi diri, sebab manusia tidak ada yang sempurna. Jangan alergi dengan kritikan.

“Kita harus mengoreksi diri.  Dengan kritkan akan memperbaiki diri kita. Saya juga berharap agar suami saya dapat memberikan contoh dan tauladan yang baik kepada masyarakat. Sebelum memberikan sesuatu, harus memberikan contoh dulu kepada masyarakat. Sekali lagi jangan pernah alergi dengan kritikan,” tandasnya.* (01/02)

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

The Latest News

To Top