Gorontalo

Kaget Munculnya Spanduk, Syarif Mbuinga: Saya Masih Fokus Bangun Pohuwato

MCB.Com (Gorontalo) – Syarif Mbuinga Sang Bupati Kabupaten Pohuwato ini dikenal dekat dengan sejumlah masyarakat. Tak hanya masyarakat Pohuwato, tapi dengan siapa saja ia selalu tersenyum dan wellcome, terkesan tak ada sekat sedikitpun dengan masyarakat.

Ia juga tidak kaku menerima setiap tamu yang datang. Semuanya disambutnya dengan baik dan diajaknya bersenda gurau. Tak heran hal ini membuat orang yang datang selalu merasa dekat. Ia tidak jaim (jaga image).

Ketika ia tertawa, lepas begitu saja—tidak menjaga jabatannya sebagai orang nomor satu di Pohuwato. Alhasil, banyak masyarakat mengaguminya karena kedekatannya dengan siapa saja, termasuk rakyat kecil.

Lelaki baru berhari ulang tahun yang ke-45 ini (16 Juni 2018-red) mulai digadang-gadang menjadi orang nomor satu di Provinsi Gorontalo. Padahal ia baru menjabat periode ke-2 di Pohuwato, sudah berjalan dua tahun lebih. Syarif Mbuinga dan Amin Haras dilantik Gubernur Rusli Habibie 17 Februari 2016 untuk periode kali ke-2.

Spanduk Belle Lo Sahabat Syarif Mbuinga (Foto: Akun Facebook Tabloid Deteksi).

Meski mulai disuarakan sebagai calon gubernur—menggantikan Rusli Habibie, suami dari Jeanette Puspa Dewi Kilapong ini mengaku kaget dengan munculnya wacana tersebut. Apalagi disalah satu tempat sudah terpasang spanduk “Belle Lo Sahabat Syarif Mbuinga”, di Kelurahan Lekobalo, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.

Awalnya lelaki kelahiran 16 Juni 1973 ini hanya tersenyum. Namun akhirnya ia angkat bicara dan mengklarifikasi kepada Pimpinan Redaksi MCB.Com, Meidy Runtunuwu soal spanduk yang terpasang tersebut.

“Saya pun kaget. Kalau cuma saya mau, kenapa saya tidak pasang di billboard di Telaga atau Kota Gorontalo, supaya terlihat jelas oleh masyarakat. Itu artinya, bukan perintah saya,” terang Syarif.

Bagi Syarif, belum waktunya membuat gerakan-gerakan politik seperti itu. Pasalnya, akan menimbulkan interpretasi yang beragam dari masyarakat. Bahkan permintaan pembuatan baliho pun akan muncul dari masyarakat. Dan itu yang membuat Syarif agak keberatan munculnya pemasangan spanduk.

“Saya sangat paham dan mengerti gerakan itu,” kata Syarif. Sayangnya, Syarif tidak mau menguraikan secara detail maksud dari ia pahami dan ia mengerti. Syarif hanya minta agar pemasangan baliho, spanduk, atau apapun namanya supaya dihentikan.

“Politik itu bagaikan kaki kiri dan kaki kanan. Di sela-selanya terdapat udara. Nah, di sela kaki kiri dan kanan tersebut muncul berbagai cerita yang bisa jadi akan mengarah pada fitnah. Intinya saya masih fokus bekerja membangun Pohuwato. Itu belum terpikirkan,” tandasnya. (01/02)

 

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

The Latest News

To Top