MCB.Com (Gorontalo) – Cerita itu berawal dari pelantikan Marten Taha-Ryan Kono sebagai Walikota dan Wakil Walikota Gorontalo, Minggu (2/6/19) di Rumah Dinas Gubernur. Usai pelantikan, Bupati Kabupaten Pohuwato, Syarif Mbuinga tiba-tiba langsung pulang. Padahal masih ada acara silaturahmi dengan para pejabat lainnya.
Hilangnya Ketua DPD II Partai Golkar Pohuwato pada saat itu, mengundang persepsi bermacam-macam—bergulir bagai bola liar. Tersiar kabar, mungkin saja Syarif tersinggung atas sambutan Gubernur Rusli Habibie yang menyebut Marten Taha akan dijadikan calon Gubernur.
Namun Pasisa, panggilan akrab Syarif Mbuinga, menapik persepsi tersebut. Ia merasa tidak tersinggung atas pernyataan Rusli Habibie. Bagi Syarif, pernyataan politis Rusli Habibie untuk mendukung Marten Taha dianggapnya “sah”. Tidak ada sesuatu hal yang luar biasa, sebab menurut Syarif, Marten termasuk kader Partai Golkar.
Jika bukan soal pernyataan Rusli Habibie, kenapa tiba-tiba empat Ketua DPD II Partai Golkar menggelar pertemuan tertutup di rumah pribadi Syarif Mbuinga di Limboto? Pertemuan tersebut dilaksanakan Kamis malam (6/6/19), dihadiri langsung oleh Lahmudin Hambali, Zainudin Pedro Bau, Hendra Hemeto dan Syarif Mbuinga.
Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Boalemo, Lahmudin Hambali berkilah, pertemuan tersebut merupakan sesuatu yang secara spontan terjadi. Ditanya, apakah berkaitan dengan Syarif sebagai calon Gubernur? Lahmudin langsung menimpali dengan sedikit bersuara keras, “Tidak ada pembicaan tentang Pilgub. Tidak ada itu..! Kami fokus pada pemilihan Ketua DPD I Partai Golkar”.
Sebelumnya, Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bone Bolango, Zainudin Pedro Bau mengatakan, akan tetap mendukung kepemimpinan Rusli Habibie sebagai Ketua DPD I Partai Golkar untuk periode selanjutnya.
“Kami juga sepakat untuk menjaga stabilitas politik internal Partai Golkar dan mengawal kepemimpinan Rusli Habibie sebagai gubernur hingga akhir jabatannya. Kesepakatan ini akan kami sampaikan kepada Ketua DPD lainnya,” tegas Pedro.
Masa sih, hanya seperti itu hasil kesepakatan pada pertemuan tertutup? Ada apa Ketua DPD II Partai Golkar lainnya tidak hadir, seperti; Partai Golkar Kota Gorontalo dan Partai Golkar Kabupaten Gorontalo Utara?
Eh, entah disengaja atau tidak, tiba-tiba salah Ketua DPD II Partai Golkar berbisik kepada pengurus Partai Golkar lain, meminta agar skenario sebenarnya jangan sampai bocor. Terkuak, bahwa pertemuan tersebut hanyalah memecah perhatian publik yang sudah diketahui oleh awak media. Intinya, skenario utamanya, menjadikan Syarif Mbuinga sebagai calon Gubernur mendatang.(01/02)