MCB.Com (Gorontalo) – Seni sulaman karawo (Kerawang) sudah lama tumbuh dan berkembang di di Gorontalo. Kerajinan sulaman karawo yang dikerjakan para wanita di Gorontalo sejak abad ke-17. Namun tidak sepopuler saat ini.
Salah satu lembaga ketrampilan di Gorontalo—LKP Fani Gorontalo, sejak beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan pelestarian budaya sulam karawo. LKP Fani mendidik kaum wanita belajar menyulam kain karawo.
Ketua LPK Fani Gorontalo, Maryam Podungge.
Diharapkan kaum wanita memiliki kompotensi di bidang kewirausahaan karawo, sehingga kedepan telah memiliki sertifikasi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengembangan usaha karawo.
Saat ini seni kerajinan karawo cukup diminati kaum wanita Gorontalo. Salah seorang Tim Penguji, ujian kompetensi kain karawo yang juga Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi Pusat, Desak Putu Agung Nurdanih, memberi apresiasi kepada LPK Fani Bordir yang mampu menjaring para wanita di daerah ini untuk mengikuti ujian kompetnsi sulaman karawo.
Menurut Desak Putu Agung, hal inilah yang menjadi tantangan bagi pelaku seni sulam karawo untuk memikirkan cara yang tepat untuk mengembangkan seni sulam karawo di Indonesia agar dapat bersaing di skala internasional.
Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi Pusat, Desak Putu Agung Nurdanih.
“Sulam Karawo itu unik. Karena dari bahan biasa, ya kalau dalam bahasa jeleknya itu, dirusak kembali, kemudian dibuat hiasan lagi. Jadi tidak semua orang dengan melihat dengan kasat mata, langsung bisa mebuat seperti itu. Karena jelas cara merusak bahan saja, tidak semua tahu. Nah, makanya dengan keunikan dan keindahan sulam karawo itu. Saya mencoba untuk menyebarkan ke seluruh Indonesia,” papar Desak Putu.
Sebagai upaya pelestarian budaya seni sulam karawo di Gorontalo, Ketua LPK Fani Gorontalo, Maryam Podungge memiliki misi untuk melestarikan, mengembangkan, dan lebih mengenalkan seni sulam karawo kepada masyarakat Indonesia.
Maryam Podungge mengharapkan, kerajinan tangan khas daerah Gorontalo kedepan akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan sulaman karawo bisa diperdagangkan di pasar yang lebih luas, bahkan bisa bersaing dengan kain batik.* (01/02/03)
