MCB.Com (Gorontalo) – Wacana pengunduran tradisi tumbilotole yang disuarakan Ustadz Syaifuddin Mateka seperti dilansir oleh salah satu media cetak di Gorontalo, menuai berbagai tanggapan miring. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo, Ibrahim T. Sore mengatakan, wacana tersebut tidak perlu respon.
Menurut Ibrahim, tradisi tumbilotohe sudah menjadi budaya dan kearifan lokal masyarakat Gorontalo yang harus dihormati. Tumbilotohe tercipta bukan tanpa dasar, ia memiliki nilai luhur. “Semestinya, kita masyarakat Gorontalo merasa bangga dengan adanya tradisi tumbilotohe,” ujar Ibrahim di ruang kerjanya, Jum’at (10/5/2018).
Kata Ibrahim, tradisi tumbilotohe harus dipertahankan dan tetap dilestarikan. Jika ada hal yang dianggap baru, kemudian merasa terganggu dan melakukan perubahan terhadap tradisi yang sudah turun temurun.
“Tidak perlu kita merasa ada sesuatu yang baru, lalu yang lama kita tinggalkan, apalagi tradisi itu sangat baik. Kita harus banyak mengaji, khususnya fiqih. Jangan karena hanya alasan terganggu, lalu seenaknya mewacanakan perubahan tradisi,” tuturnya lagi.
Ibrahim berharap, masyarakat Gorontalo untuk saling menghargai tradisi tumbilotohe yang memiliki nilai budaya. “Marilah kita saling menghormati. Bagi yang melestarikan tradisi tumbilotohe harus menghargai mereka yang tidak ingin melestarikannya. Begitupun sebaliknya, tanpa harus klaim siapa yang paling benar,” tandas Ibrahim.(01/Yusran)
