Whahaha…., lucu memang jika mendengar prediksi dan asumsi masyarakat di warung kopi bahwa akan ada calon gubernur yang bakal digugurkan oleh KPU. Bahkan secara terang-terangan sebagian masyarakat mengatakan, Rusli Habibie (RH) yang nantinya akan dicoret untuk tidak bisa ikut pilkada.
Komentar di warung kopi yang berhasil dihimpun MCB.COM menyebutkan, pada tanggal 17 November mendatang akan ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang bisa berpengaruh akan dianulirnya Rusli Habibie sebagai calon gubernur Gorontalo. Hal ini dikait-kaitkan dengan robohnya baliho pasangan Rusli Habibie dan Idris Rahim yang diposting Moh. Kris Wartabone pada akun facebook-nya (12/11).
“So pertanda itu… Nomor 1 kuat…, nomor 2 tapalaka waw le bandi…, nomor 3 tamiring waw lembahu sadikit,” tulis Imran Abudi pada obrolan di bawah postingan Moh. Kris Wartabone.
Sementara Moh. Kris wartabone sendiri memposting baliho yang roboh ini, hanya sekedar menyampaikan ke pihak KPU agar semua baliho dipasang dengan baik. Robohnya baliho milik pasangan Rusli Habibie dan Idris Rahim ini terletak di Moutong—dekat SMA Cendekia.
“Mau satu…, dua…, atau tiga, saya mohon maaf tidak maksud lain. Saya hanya minta semua baliho dipasang dengan baik. Kalau alasan angin, hujan, kenapa baliho tidak roboh semuanya? KPU harus kontrol yang pasang, supaya adil. Hanya kebetulan baliho yang satu masih bisa bertahan. Makanya saya minta KPU bertanggung jawab. Hal ini pernah terjadi juga di tahun kemarin. Maaf kalau dapat menyinggung hati orang…, kebersamaan,” urai Kris lagi di facebook-nya.
Baca juga : Fadel Muhammad Dicopot, Hana Hasanah Menyebut Golkar Lakukan Penzaliman
Walau dianggap takhayul, ternyata masih ada masyarakat yang percaya dengan adanya tanda-tanda yang mungkin bertentangan dengan agama yang dianutnya. Keyakinan semacam ini tak hanya di zaman sekarang, tetapi jauh sebelumnya, yakni di zaman jahiliyah, orang-orang telah menganut khurafat.
Contoh-contoh lain yang masih dipercaya sebagian masyarakat adalah ketika akan keluar rumah, tiba-tiba saja suara cicak berbunyi di depan pintu. Seketika ia berusaha menunda kepergiannya walau hanya beberapa detik. Alasannya, untuk menghindari jangan sampai akan terjadi musibah. Atau bisa jadi orang yang dituju tidak berada di tempat.
Kecemasan yang sama dirasakan oleh orang yang ketika bepergian tiba-tiba ada ular atau hewan lain yang menyeberang jalan, karena disangka itu merupakan isyarat adanya kendala dalam perjalanan. Ada juga yang mengaitkan suara burung gagak dengan datangnya malaikat maut di dekatnya. ‘Kembar Mayang’ yang jatuh saat resepsi pernikahan ditakwilkan pula sebagai pertanda adanya prahara rumah tangga yang akan di hadapi oleh kedua mempelai.
Atau merasa sial karena menabrak anjing atau kucing. Ada kepercayaan bila menabrak kucing, maka kucing tersebut harus dikubur dan dibungkus dengan pakaian sopir kendaraan yang menabraknya. Dan kendaraan yang telah menabrak hewan tersebut harus dijual, karena bila tidak dilakukan, maka kendaraan itu akan terus menerus menabrak lagi. Dan masih banyak lagi kamus mitos yang tersebar di kalangan masyarakat sekarang ini.
Baca juga : Prediksi dan Asumsi Potensi Kemenangan Tiga Paslon
Orang-orang kejawen menangkalnya dengan ritual ruwatan untuk menepis musibah yang diyakini bakal terjadi jika tidak ditangkis. Nah, semua yang diuraikan di atas, baik perasaan sial dan beruntung masuk dalam pengertian tathayyur atau thiyyarah.
Ibnul Qayyim menjelaskan, tathayyur atau thiyyarah adalah merasa sial karena melihat sesuatu. Maka jika seseorang menjadikannya sebagai patokan lalu dia mengurungkan kepergian atau membatalkan niat yang telah ia tetapkan karenanya, berarti dia telah mengetuk pintu kesyirikan bahkan ia telah masuk kedalamnya. Dia telah berlepas diri dari tawakal kepada Allah dan membuka bagi dirinya pintu ketakutan dan ketergantungan kepada selain Allah. (MCB.01/02)
