MCB.Com (Gorontalo) – Jika dihitung secara kasat mata, ruangan itu diperkirakan berukuran 3,25 meter X 4,75 meter. Tampak sejumlah bundelan kertas terletak di atas meja. Lelaki berambut (gunting) cepak tersebut sedang duduk di kursi kerjanya sambil membuka lembaran-lembaran kertas.
Tiba-tiba, dua orang tamu mengetuk pintu, “Assalamu’alaikum Pak Ketua”. Spontan ia menjawab, “Wa’alaikumussalam. Eh, mari masuk. Silahkan duduk”. Ia pun langsung beranjak dari tempat duduknya—menerima tamu tersebut.
Tadinya dua tamu itu sedikit terbata-bata ketika berbicara dengan lelaki ini. Namun lantaran senyum sapanya sangat bersahaja, membuat tamu ini sedikit hilang grogi-nya. Bahkan ia mulai bersenda gurau, sehingga tamu itu tampak rileks.
Adalah Fikram A. Z. Salilama, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Gorontalo yang dikenal konsisten dan ikhlas membantu masyarakat. Tutur katanya cukup santun. Pilihan kata-katanya yang terungkap—penuh makna. Sesekali Fikram sedikit melucu dengan tamu itu. Tak heran kekerabatan tampak terjalin indah, bagaikan tak ada sekat.
“Yach…, begitulah sosok Pak Fikram. Dengan siapa saja beliau selalu dekat—tak pandang bulu. Banyak yang mengaguminya. Orangnya selalu konsisten. Ketika Pak Fikram memperjuangkan aspirasi masyarakat, beliau tak tanggung-tanggung memperjuangkan aspirasi rakyat. Contohnya saya,” ungkap Hendra yang mengaku anaknya dapat beasiswa karena perjuangan Fikram.
Konsistennya Fikram bukan hanya memperjuangkan aspirasi masyarakat, tapi pada hal menghadiri rapat paripurna, ia tepat waktu. Bayangkan, disaat menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi Gorontalo, Fikram tak pernah molor. Misalnya, undangan rapat paripurna pada pukul 09:00 wita, ia sudah duduk di tempatnya, meski anggota lainnya belum ada.
Kisah tentang sosok Fikram Salilama yang banyak membantu rakyat, sering kali dijumpai dimana-mana. Contohnya, Steven Dunggio. Lelaki berusia 24 tahun ini mengisahkan pernah dibantu Fikram. Padahal Steven dan Fikram tidak saling mengenal.
Cerita singkatnya begini; Suatu ketika Steven naik bentor. Tak disengaja bentornya menyenggol sebuah mobil, hinggal mobil tersebut sedikit lecet. Steven sedikit ketakutan. Pasalnya, pengemudi mobil itu marah-marah dan akan mempersoalkan ke pihak kepolisian. Ternyata, pengemudi mobil tersebut anggota dewan.
Tak disangkanya, ada seseorang turun dari mobil, ikut membantu melerainya. “Eh, saya tidak menyangka, ternyata yang turun dari mobil itu adalah Pak Fikram. Sebelumnya Pak Fikram saya tidak kenal, tapi kala itu Pak Fikram bilang saya konstituennya. Akhirnya, persoalan tidak sampai ke polisi,” urai Steven singkat.
Malah kata Steven, Fikram justru mengajaknya naik mobilnya dan memberi uang kepadanya. Kontan saja Steven heran dan kagum. “Jujur, baru kali itu saya ketemu dengan yang ikhlas membantu. Kenangan itu hingga kini masih teringat—sulit dilupakan,” tandasnya.***
