MCB.Com (Gorontalo) – Ketua Umum PPP, Romahurmuziy seperti dilansir di berbagai media, terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) di Surabaya, Jawa Timur, Jum’at (15/3/2019). Rommy panggilan akrab Romahurmuziy diduga tertangkap tangan sedang bertransaksi terkait pengisian di Kemenag pusat dan daerah.
Wakil Ketua DPW PPP Provinsi Gorontalo, Tedy SK Neu mendesak DPP PPP segera menggelar Muktamar Luar Biasa. Pasalnya, jika tidak segera dilaksanakan Muktamar Luar Biasa, justru akan menurunkan elektabilitas PPP. Makanya Tedi minta DPP PPP agar secepatnya gelar Muktamar Luar Biasa. Jangan lebih dari tiga hari!
“Saya minta jangan lebih dari tiga hari, sebab pemilu tinggal sebulan lebih. Kalau tidak segera dilaksanakan, dikhawatirkan PPP tidak akan mencapai Parliamentary Threshold (PT) sebesar 4 persen,” ujar Tedy, Jum’at (15/3/2019) via telephon genggamnya.
Tedy mengaku, ketika mendengar informasi tertangkapnya Ketua Umum PPP yang mulai rebut di media massa, ia bersama teman-temannya sesama kader PPP langsung down. Bahkan rencananya sore itu akan turun kampanye dialogis, namun langsung dibatalkan. Ia takut akan muncul pertanyaan masyarakat yang sulit dijawab oleh para jurkam.
Menurut Tedy, solusi yang harus secepatkan dilakukan oleh DPP hanya Muktamar Luar Biasa, tidak ada yang lain. Semua organisasi Islam (Fusi PPP) segera mengambil langkah konsolidasi untuk membicarakan langkah-langkah yang jitu, yakni Nahdlatul Ulama (NU), Pergerakan Tarbiah Islam (Perti), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Muslim Indonesia (Parmusi).
“Nah, jika ini tidak segera kita lakukan, khawatirnya PPP tidak akan lolos Parliamentary Threshold. Tidak bisa lama-lama. Kumpulkan para ulama-ulama yang tergabung di PPP, termasuk kubu PPP Djand Faridz. Hanya itu,” pungkas Tedy.* (01/02)
