MCB.Com (Gorontalo) – Di Provinsi Gorontalo, tahun 2020 mendatang akan digelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) untuk tiga kabupaten, yakni; Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato.
Selain Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato, ternyata Kabupaten Gorontalo menjadi fokus perhatian sejumlah pengamat politik warung kopi. Tersebutlah nama Rustam Akili dan Sofyan Puhi sebagai calon kuat melawan Nelson Pomalingo.
Jika Rustam Akili dan Sofyan Puhi dipaketkan sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Gorontalo, dianggap ancaman besar bagi Nelson Pomalingo. Calon petahana—Nelson Pomalingo tak bisa meremehkan kekuatan Rustam Akili dan Sofyan Puhi.
Percakapan di warung kopi mulai merinci perolehan suara pada pilkada tahun 2015 yang lalu, yakni: Rutam Akili-Anas Yusuf beroleh suara 64.409 (29,54 persen), Tonny Junus-Sofyan Puhi beroleh suara 63.321 (29,3 persen), sedangkan Nelson Pomalingo-Fadli Hasan beroleh suara 65.255 (30,23 persen).
Artinya, perbedaan perolehan suara yang terlalu tipis tersebut merupakan ancaman besar bagi calon petahana—Nelson Pomalingo. Dengan melihat perolehan suara pada pilkada Kabupaten Gorontalo tahun 2015, pengamat politik warung kopi berasumsi, kekuatan Rustam dan Sofyan bila digabungkan, dinilai kuat dan diprediksi bisa mengalahkan calon incumbent.
Nah, jika Rustam dan Sofyan dipaketkan, siapa calon bupati? Keduanya dianggap berpotensi sebagai calon bupati. Tentunya, dibutuhkan tokoh yang bisa menetralisir atau mempertemukan kedua figur tersebut.
Tidak kalah pentingnya adalah peran partai pengusung lainnya sebagai penentu. Pasalnya, diketahui Partai Nasdem di Kabupaten Gorontalo tahun 2019 hanya mendapat satu kursi, sehingga dapat dipastikan tidak bisa mengusung pasangan calon sendiri.
Obrolan rumah kopi tersebut sempat menyebut Almarhum Djabbar Bahuwa. Berkaca pada pilkada periode 2005-2010 di Kabupaten Gorontalo, peran Almarhum Djabbar Bahuwa sangat kuat. David Bobihu jadi calon Bupati karena peran Almarhum Djabbar Bahuwa.
“Bayangkan, Almarhum Om Djabbar hanya tanya, siapa yang lebih tua antara Kak Pino (panggilan David Bobihu) dan Opi (panggilan Sofyan Puhi)? Kontan mereka menjawab, Kak Pino,” terang Iwan yang me-review peristiwa penetapan calon pasangan David-Sofyan periode 2005-2010.
Padahal, kala itu Sofyan Puhi Ketua DPC PPP di Kabupaten Gorontalo. Sofyan Puhi terpaksa legowo atas putusan Almarhum Djabbar Bahuwa, dan Sofyan Puhi dipaksa iklas menduduki posisi calon wakil bupati. Meski periode 2010-2015, Sofyan Puhi tak lagi dijadikan pasangan oleh David Bobihu. Sofyan Puhi memilih calon wakilnya Hariadi Said.* (01/02)
Nantikan: “Nelson Ingin Menang? Pecahkan Kekuatan Rustam dan Sofyan”