Hujan yang mengguyur wilayah Gorontalo dalam sepekan menyebabkan puluhan rumah warga tergenang air. Seperti yang terjadi di Kelurahan Heledulaa Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan dan Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo.
Herman Mutiarahman, seorang warga Heledulaa Selatan mengatakan, banjir mulai menutupi jalan raya sejak hari Minggu (28/4/2019) pukul 11.30 Wita, rumah-rumah sudah tergenang air.
“Padahal kemarin sudah surut, hari ini naik lagi. Volume airnya lebih tinggi dari kemarin. Mulai siang ini, Jalan Rajawali dan Jalan Cendrawasih tidak bisa dilewati oleh kendaraan. Hal ini dikarenakan pintu air yang dibuka sejak Minggu (28/4/2019). Tapi kalau tidak dibuka juga ya, air di Kelurahan Moodu tidak akan surut juga,” tutur Herman, Rabu (1/5/2019).
Akibat dari genangan air tersebut menghambat aktivitas pendidikan, pemerintahan juga aktivitas perekonomian masyarakat setempat.
“Ya kita terganggu dengan luapan air ini. Kita butuh keseriusan pemerintah, bukan hanya jalan yang diperbaiki, tapi saluran-saluran ini juga. Supaya bisa menampung air saat hujan agar tidak meluap,” tandas Herman.
Hal yang sama juga dituturkan oleh Taufik Biki, seorang Mahasiswa IAIN Gorontalo yang kampusnya juga terendam banjir di Kelurahan Heledulaa Utara. Menurutnya, masyarakat harus bekerja sama dalam meningkatkan pemahaman untuk melakukan mitigasi banjir, baik di daerah potensi air banjir maupun di daerah rawan kebanjiran.
“Pengendalian banjir harus dilakukan bersama-sama antara pengurangan potensi air banjir di daerah hulu dan pengaturan drainase di daerah hilir. Selain itu, kita juga diharapkan tidak membuang sampah sembarangan, dan tetap menjaga lingkungan agar tetap bersih agar tidak terjadi banjir,” pungkas Taufik. (Yusran)
