MENGHADAPI pemilihan Gubernur Gorontalo yang dijadwalkan oleh KPU tanggal 15 Februari 2017 terasa tak lama lagi. Sejumlah kandidat mulai bermunculan dan diwacanakan sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur. Diantaranya, Rusli Habibie, Zainudin Hasan, Tony Uloli, Idris Rahim, Troy Pomalingo, Adhan Dambea, Hana Hasana Fadel, serta beberapa nama lainnya.
Yang menarik menjadi bahan diskusi warung kopi saat ini adalah sosok Zainudin Hasan. Dia disebut pesaing berat Rusli Habibi, Idris Rahim, dan Tony Uloli. Betapa tidak, Zainudin disebut sebagai ‘juragan’ demokrasi—semuanya bisa dibeli. Partai pengusung bisa dibayar, dan suara rakyat bisa dibeli.
Konon…, untuk memperoleh partai pengusung, Zainudin mampu membayar Rp 500 juta perkursi. Nah, jika sembilan kursi yang dibutuhkan untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sebagai persyaratan 20 persen, maka Zainudin hanya mengeluarkan Rp 4,5 miliar.
Disisi lain, Zainudin telah siapkan dana membeli suara rakyat sebagai pemilihnya untuk mencapai kemenangan, atau disebut money politic. Suara rakyat itu akan dibayar Rp 250 ribu perkepala. Bayangkan, berdasarkan data KPU tahun 2015, jumlah wajib pilih di Provinsi Gorontalo sebesar 486.738 pemilih.
Jika 350 ribu jiwa pemilih yang dibayar oleh Zainudin, maka dia hanya membayar Rp 87,5 miliar. Sementara uang yang disiapkan Zainudin antara Rp 100-150 miliar. Dengan demikian hampir dapat dipastikan kemenangan sudah berada di tangan Zainudin.
Zainudin yang diberi gelar ‘juragan’ demokrasi bisa saja ada benarnya. Buktinya, waktu bertarung di Kabupaten Pohuwato, dia mampu memenangkan pertarungan dengan mengalahkan Reyna Usman. Padahal Reyna diprediksi sebelumnya akan menang 80 persen lebih. Demikian halnya di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Zainudin Hasan mampu menaklukan calon incumbent yang diusung Partai Golkar, Sukri Sappewali.
Namun sebagaian berpendapat, bahwa rakyat saat ini sudah tau mana loyang dan mana emas. Rakyat sudah pintar memilih, sehingga belum tentu suara rakyat dengan mudahnya dibeli. Kita Tunggu saja..!!! Bagaimana dengan anda ?? ***
